Tari kolosal Glipang meriahkan Hari Anak Nasional

id hari anak nasional,tari kolosal glipang,HAN di Probolinggo

Tari kolosal Glipang meriahkan Hari Anak Nasional

Ratusan guru menari Glipang dan Rerere dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional di Alun-Alun Kota Kraksaan, Probolinggo, Minggu (23/7/2023). ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo

Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Tari kolosal Glipang dan Tari Rerere memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 IGTKI-PGRI di Alun-Alun Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (23/7).
 

Tari Glipang kolosal itu melibatkan sebanyak 350 guru TK se-Kabupaten Probolinggo dan Tari Rerere melibatkan sebanyak 250 guru PAUD dari Himpaudi Kabupaten Probolinggo. "Tari kolosal Glipang dan Rerere merupakan wujud nyata kepedulian untuk melestarikan seni budaya leluhur. Semoga dapat diteruskan di sekolah dan lingkungan sekitarnya," kata Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Senin.

Menurut dia, penampilan tari kolosal Glipang dan Rerere sungguh luar biasa, terlebih tarian itu dibawakan dengan kompak oleh guru-guru TK dan PAUD se-Kabupaten Probolinggo. "Saya sampai menitikkan air mata karena bagus dan kompaknya penampilan tari kolosal itu. Tentunya bisa menjadi daya tarik wisata jika bisa dikembangkan dan ke depannya bisa menjadi ikon bagi Kabupaten Probolinggo," tuturnya.

Sementara Ketua IGTKI-PGRI Kabupaten Probolinggo Abdul Hapi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para guru TK dan PAUD sehingga pelaksanaan tari kolosal dapat berjalan dengan lancar.

"Tidak mudah dalam mempersiapkan tari ini karena harus mengumpulkan guru TK dan PAUD dari 24 kecamatan. Artinya, mereka datang jauh-jauh ke Kota Kraksaan untuk menampilkan tari kolosal itu," katanya.

Baca juga: Gorontalo canangkan CFD di Lapangan Taruna Remaja
Baca juga: Menparekraf terpukau tari kolosal "Pakkanjilong"

Ia menjelaskan Tari Glipang dan Tari Rerere itu rutin diajarkan kepada peserta didik karena sesuai dengan Kurikulum Merdeka khususnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sehingga setiap hari di sekolah diajarkan kedua tari itu dan senam untuk anak-anak. "Kami memang memberikan pendidikan kepada teman-teman guru TK untuk melestarikan kebudayaan asli dari Kabupaten Probolinggo, sehingga juga bisa ditularkan kepada anak-anak," ujarnya.