Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis legenda Indonesia Joko Suprianto mengatakan ada sistem kepelatihan dalam Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang harus dibenahi dengan segera untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di cabang olah raga tersebut.
"Ada yang perlu dibenahi dengan cepat. Tidak boleh hanya evaluasi. Kalau prestasi kita memang sekarang ini mengalami penurunan, artinya ada sistem kepelatihan yang harus dibenahi," kata Joko dalam Konferensi Pers Kasad Cup Badminton Exhibition Match 2023 di Jakarta, Minggu.
Pernyataan Joko tersebut menanggapi soal kegagalan Timnas Bulu Tangkis Indonesia untuk membawa pulang medali di Asian Games 2022 Hangzhou. Menurut Joko yang juga pernah menjabat sebagai pelatih timnas bulu tangkis Tanah Air, hasil dari pelatihan akan tercermin di kejuaraan atau turnamen yang diikuti oleh para atlet.
"Dari hasil pelatihan pasti tercermin di kejuaraan atau turnamen yang kita ikuti. Enam bulan terakhir ini kita mengalami penurunan. Berarti yang menjadi perhatian kita adalah bagaimana caranya kita menyuarakan untuk pergantian kepengurusan maupun ketua umum," ujarnya.
Ia mengaku para mantan pemain timnas bulu tangkis tidak memiliki hak suara terkait pergantian kepengurusan PBSI, sehingga ia meminta pihak-pihak Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI, seperti Ketua Umum Pengprov Bali I Wayan Winurjaya dan Ketua Umum Pengprov Sulawesi Selatan Devo Khaddafi, untuk terus aktif mendorong adanya perubahan.
Dengan adanya evaluasi seperti usulan pembenahan, Joko berharap kejayaan bulu tangkis Indonesia yang diidam-idamkan masyarakat bisa kembali bangkit. Cabang olahraga bulu tangkis, yang sebelumnya ditargetkan menyumbang tiga medali emas, mengalami kegagalan total di Asian Games 2022 karena tak satu pun medali bisa diraih Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan di pesta olahraga multievent antar negara Asia tersebut.
Kegagalan total tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022 ditandai dengan tak ada satu pun wakil Indonesia yang mampu lolos ke semi final. Anthony Sinisuka Ginting dihentikan oleh Li Shi Feng pada babak perempat final. Bahkan, Jonatan Christie gagal mempertahankan emas setelah kalah di babak pertama dari wakil Chinese Taipei Chou Tien Chien.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga kurang tampil lepas di perempat final melawan wakil Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin. Gregoria Mariska Tunjung menjadi wakil terakhir Indonesia yang gugur setelah harus mengakui ketangguhan wakil Jepang Aya Ohori di perempat final.