BRIDA NTB mendorong pembentukan standarisasi peresean dan joki cilik

id peresean lombok,joko cilik sumbawa,brida ntb,majelis adat sasak,nusa tenggara barat

BRIDA NTB mendorong pembentukan standarisasi peresean dan joki cilik

Arsip - Para petarung saling pukul penggunaan tongkat rotan dalam pertunjukan peresean di kawasan objek wisata Desa Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (9/9/2024). ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat mendorong pembentukan standarisasi untuk pengembangan olahraga dan permainan tradisional peresean dari Pulau Lombok dan joki cilik dari Pulau Sumbawa.

Kepala BRIDA NTB I Gede Putu Ariadi mengungkapkan saat ini peresean belum memiliki aturan baku, seperti syarat usia pemain, kategori profesional atau amatir, ukuran lapangan, panjang dan jenis rotan, serta aspek teknis lainnya.

"Standarisasi itu diperlukan agar pertandingan dapat berjalan adil, setara, dan aman mengingat dalam tradisi peresean, seorang pepadu (petarung) tidak diperbolehkan mundur dari lawan, apa pun kondisinya," kata Gede dalam pernyataan di Mataram, Rabu.

BRIDA NTB juga menyoroti aspek perwasitan dalam pertandingan peresean yang hanya menggunakan wasit tengah.

Gede menyampaikan ke depan perlu ada sistem juri yang lebih adil, misalnya melibatkan perwakilan dari kedua daerah asal pepadu serta seorang juri netral agar hasil pertandingan lebih objektif.

BRIDA NTB telah melangsungkan pertemuan dengan Majelis Adat Sasak dan sejumlah budayakan untuk membahas ihwal standarisasi peresean dan joko cilik tersebut.

Menurut Gede, saat ini peresean belum masuk dalam daftar cabang olahraga yang dipertandingkan pada ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS). Kini, pemerintah NTB mendorong agar Presean dapat diangkat ke tingkat nasional sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

Baca juga: BRIN dan BRIDA Prov NTB kolaborasi kembangkan riset kultur jaringan kurma

"Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan standar yang jelas," ucapnya.

BRIDA NTB mengambil peran awal dalam melakukan penelitian dan kajian akademis mengenai peresean baik dari sisi regulasi, teknis pertandingan, maupun sistem perwasitan.

Selain peresean, BRIDA NTB juga menambahkan bahwa Joki Cilik akan menjadi agenda penelitian berikutnya. Penelitian itu difokuskan pada aspek budaya, keselamatan, serta kemungkinan pengembangan sebagai identitas olahraga tradisional Nusa Tenggara Barat.

Peresean punya sejarah yang berakar dari tradisi leluhur Sasak yang digunakan untuk melatih keberanian para pemuda. Pada masa lalu, pertunjukan itu juga dipentaskan untuk memohon hujan demi kesuburan tanah pertanian.

Baca juga: Korsel dan Brida NTB jajaki kerja sama teknologi listrik

Tradisi peresean yang telah ada sejak abad ke-13 menjadi salah satu ajang untuk mengadu ketangkasan pemuda. Peresean menjadi simbol kesatria yang sarat makna maskulinitas, sehingga tidak jarang para orang tua menjadikan peresean sebagai ajang mencari jodoh untuk anak perempuan mereka.

Para raja dan prajurit juga menjadikan peresean sebagai media berlatih untuk melawan musuh-musuh kerajaan. Melalui peresean, para petarung diuji keberanian, ketangkasan, dan ketangguhan dalam bertarung.

Adapun joki cilik adalah anak-anak berusia 5 hingga 12 tahun yang menunggangi kuda dalam tradisi pacoa jara yang digelar di Pulau Sumbawa.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.