RSUD Tamansari Jakarta menerima pendaftaran 33 orang operasi katarak gratis

id Operasi katarak gratis,Rsud tamansari, ngabila salama

RSUD Tamansari Jakarta menerima pendaftaran 33 orang operasi katarak gratis

Arsip foto - Sebanyak 139 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti skrining katarak gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (5/3/2024). ANTARA/HO RSUD Tamansari

Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat, telah menerima pendaftaran 33 orang dari total kuota 100 orang yang disediakan dalam program operasi katarak gratis di rumah sakit tersebut. 
 

Operasi katarak gratis tersebut diadakan berkolaborasi dengan Baznas (Bazis) RI, Baznas (Bazis) DKI Jakarta dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) DKI Jakarta.

"Sampai hari ini sudah ada 33 orang yang mendaftar," kata Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Sebagian besar dari pendaftar, kata Ngabila, berusia lebih dari 50 tahun.

"Mayoritas di atas 50 tahun, tapi ada yang kelahiran 2001 sebanyak satu orang, kelahiran 1983 satu orang dan kelahiran 1985 satu orang," ucap Ngabila.

Sejumlah pasien tersebut telah mendaftar sejak 13 Maret 2024 lalu dan akan mengikuti skrining katarak pada 30 April 2024 mendatang. Setelah skrining pada 30 April 2024 mendatang, operasi akan dilaksanakan pada Sabtu, 4 Mei 2024 jam 08.00-12.00, lantai 6 dan ruang operasi RSUD Tamansari. 

Dalam program operasi gratis tersebut, Baznas (Bazis) RI dan Baznas (Bazis) DKI Jakarta mengalokasikan dana masing-masing sebesar Rp50 juta. Ada beberapa syarat bagi masyarakat untuk mendaftar program operasi katarak gratis di RSUD Tamansari. 

"Pertama, untuk masyarakat umum usia 12 tahun ke atas, KTP seluruh Indonesia, boleh untuk yang tidak memiliki KTP," jelas Ngabila di Jakarta, Kamis (14/3) lalu.

Pendaftar wajib mendaftar di link bit.ly/katarakrsudtamansari. Ngabila menyebutkan, pendaftar diharuskan membawa salinan KTP, Kartu Keluarga (KK) dan surat keterangan tidak mampu. 

Baca juga: Pemprov NTB raih penghargaan UHC dari BPJS Kesehatan
Baca juga: BPJS TK NTB dan Pos Indonesia edukasi terkait jamsos ketenagakerjaan

"Boleh punya BPJS aktif atau tidak aktif atau tidak punya BPJS. Membawa fotokopi KTP, fotokopi KK, dan Membawa surat keterangan tidak mampu yang di tanda tangani minimal RT saat skrining 30 April 2024," sebutnya.

Peserta skrining akan dihubungi H-1 untuk konfirmasi mengenai jam kehadiran.

"Kemudian, karena tidak adanya lahan parkir, harap tidak membawa kendaraan motor atau mobil saat skrining dan operasi," kata Ngabila.