Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan memastikan ketersediaan angkutan lanjutan di Stasiun Pondok Rajeg, Depok, Jawa Barat, guna memudahkan mobilitas penumpang dan meningkatkan integrasi transportasi di stasiun tersebut.
"Dalam rangka mempersiapkan beroperasinya layanan Stasiun Pondok Rajeg, kami memastikan ketersediaan angkutan lanjutan dengan berkoordinasi langsung kepada Dinas Perhubungan Kota Depok di Stasiun Pondok Rajeg," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPTJ Suharto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan pihaknya melakukan beberapa hal guna memastikan aksesibiltas dari dan menuju Stasiun Pondok Rajeg, di antaranya mengkoordinasikan bersama pemerintah daerah setempat sehingga terwujud integrasi layanan.
“Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Depok mengenai kemungkinan rerouting dan rencana ke depan yang akan dilakukan, sehingga selaras dengan program yang telah kami bangun ini," ujarnya.
Suharto juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah bersabar menunggu hadirnya layanan ini, terutama kepada Dinas Perhubungan Kota Depok yang telah turut berperan serta aktif mendukung beroperasinya layanan Stasiun Pondok Rajeg ini.
Menurut dia, koordinasi dan kolaborasi menjadi penting karena pihaknya memandang bahwa integrasi menjadi kunci maksimalnya layanan transportasi berbasis angkutan umum massal.
"Tanpa kehadiran pemerintah daerah tentunya pengaturan pada tataran lokal akan sulit dilakukan seperti parkir, rerouting dan penyediaan park and ride,” ujar Suharto.
Stasiun Pondok Rajeg mulai direaktivasi sejak tahun 2020 oleh BPTJ, diawali dengan penyusunan studi kelayakan dan dilanjutkan dengan desain stasiun serta kajian lalu lintas pada tahun 2021.
Konstruksi pembangunan dilakukan pada tahun 2022 sampai dengan 2023 yang meliputi pengangkatan track dan listrik aliran atas (LAA) serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.
Saat ini Stasiun Pondok Rajeg telah diserahkan asetnya kepada Ditjen Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jakarta. Reaktivasi ini dilakukan untuk mengurai penumpukan penumpang di Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam dan juga Stasiun Depok serta mengurai kepadatan lalu lintas di wilayah Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Pondok Rajeg.
"Dengan hadirnya layanan ini diharapkan masyarakat tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi untuk bermobilitas ke Jakarta sekaligus memudahkan masyarakat untuk beraktivitas dengan menggunakan angkutan umum, khususnya dengan kereta api," kata Suharto.
Baca juga: Angkutan umum perkotaan RI berkembang pesat di 10 tahun
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Zamrowi menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Depok sangat menyambut baik dengan akan beroperasinya kembali Stasiun Pondok Rajeg karena akan memberikan dampak positif, khususnya pada masyarakat Kota Depok.
Dia menyebutkan angkutan eksisting yang telah tersedia adalah angkutan kota (Angkot) 72. Namun, untuk pengembangan, ada tiga trayek yang sudah disiapkan oleh Pemda setempat.
"Untuk yang pertama angkutan yang melayani arah Cibinong dan dua rute lainnya dari Depok yang akan langsung masuk ke Stasiun ini yaitu D09 dan D10,” ujarnya.
Zamrowi juga menyampaikan bahwa D09 saat ini sedang persiapan untuk berubah menjadi angkot AC atau biasa disebut Mikro Trans Depok. Total angkot yang diremajakan sejumlah 60 unit.
Baca juga: Angkutan umum perkotaan RI berkembang pesat di 10 tahun
“Dengan akan beroperasinya stasiun ini maka rute D09 dan D10 nantinya diperpanjang ke arah Stasiun Pondok Rajeg," terang Zamrowi.
Dia mengatakan langkah ke depan yang telah diupayakan untuk mendukung layanan Stasiun Pondok Rajeg adalah dengan melakukan pembebasan lahan di samping Stasiun Pondok Rajeg.
"Tahun ini kami telah menginventarisir kebutuhan titik-titik untuk rencana pengendapan angkot. Adapun lahan di samping stasiun Insya Allah tahun depan akan dibebaskan untuk pembangunan Terminal Tipe C dengan menggunakan APBD 2025," katanya.
Dia mengatakan bahwa ke depan angkot akan siap melayani kebutuhan masyarakat yang akan melakukan mobilitas terutama bagi pengguna layanan kereta commuter.