Belasan kelurahan di Mataram masih bebas BABS

id Jamban,Dinas kesehatan

Belasan kelurahan di Mataram masih bebas BABS

Danrem bersama rombongan yang didampingi Bupati, Wakil Bupati dan Kapolres Sumbawa Barat ikut terlibat bersama masyarakat Desa Sapugara Bree, ikut serta dalam kegiatan gotong-royong membangun jamban. (1)

Mataram (Antaranews NTB) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan penduduk pada belasan kelurahan di kota itu, masih ada yang suka buang air besar sembarangan (BABS).

"Dari 50 kelurahan, terdapat sekitar 14 kelurahan yang penduduknya masih suka BABS. Sementara 36 kelurahan lainnya sudah dapat kita nyatakan BASNO (buang air besar sembarangan nol)," kata Kepala Dinkes Mataram, dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa.

Menurutnya, sebanyak 14 kelurahan yang memiliki penduduk masih berprilaku BABS tersebut rata-rata berada di kawasan pinggiran terutama di pinggiran sungai dan pantai.

Oleh karena itu, untuk menekan angka BABS di kawasan pinggiran pihaknya aktif melakukan penyuluhan terhadap warga melalui para kader dan aparat setempat.

"Tapi, ini memang agak berat karena faktor kebiasaan, masih adanya lahan kosong dan kurang fasilitas," katanya.

Terkait dengan itu, untuk mendukung peningkatan angka kelurahan yang dinyatakan BASNO, Dinkes Kota Mataram setiap tahunya mengalokasikan anggaran untuk stimulan pembangunan jamban keluarga.

Dimana untuk 2019, Dinkes mengalokasikan anggaran sebesar Rp90 juta untuk program pembangunan jamban keluarga.

Dalam pemberian bantuan pembangunan jamban keluarga, Dinkes tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, melainkan berupa bahan bangunan diberikan sesuai dengan kebutuhan.

"Dalam pembangunan jamban keluarga kita sifatnya pasif, artinya menunggu inisitif masyarakat untuk membangun. Kalau kita yang bangun, seringnya tidak dimanfaatkan dan pemeliharaan tidak dilakukan," jelasnya.

Selain itu, salah satu solusi untuk menjadikan Kota Mataram sebagai daerah dengan penduduk BASNO perlu adanya program pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (Ipal) komunal.

"Tujuannya, guna membantu masyarakat yang tidak memiliki lahan membuat Ipal sekaligus mensinkronkan program jamban keluarga, sebab selama ini ada warga yang mau membangun jamban tapi tidak memiliki lahan untuk Ipal," kata Usmann.