Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan rendah berkisar kurang dari 20 sampai 100 milimeter terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada periode Juli hingga September 2025.
"Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat saat ini masih berada dalam periode musim kemarau," kata prakirawan iklim BMKG NTB Bella Puspita Dewi dalam pernyataan di Mataram, Kamis.
Bela menuturkan kondisi curah hujan dalam kategori rendah tersebut terjadi pada Juli sampai Agustus 2025. Sifat hujan didominasi atas normal yang berarti Nusa Tenggara Barat mengalami curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya meski saat itu kurang dari 20 sampai 100 milimeter per bulan.
Pada September 2025, curah hujan secara umum juga diprediksi dalam kategori rendah hingga menengah berkisar kurang dari 20 hingga 100 milimeter per bulan. Sifat hujan bervariasi dengan sebagian besar berada dalam kategori atas normal, normal, dan bawah normal.
Baca juga: Potensi hujan masih terjadi di awal musim kemarau di NTB
Bella mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi saat musim kemarau, seperti potensi kekeringan, kebakaran hutan, dan angin kencang.
"Masyarakat juga diimbau untuk senantiasa menjaga lingkungan dan memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air, seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya," pungkas Bella.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa suhu udara rata-rata di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa pada Juni 2025 berkisar antara 25 sampai 28 derajat Celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 60 hingga 85 persen.
Nusa Tenggara Barat saat ini sedang berada dalam periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau. Bahkan, sebagian besar wilayah sudah memasuki awal musim kemarau sejak Mei 2025.
Baca juga: BMKG prakirakan hujan ringan di sebagian besar Indonesia
Baca juga: Waspada!! banjir rob di pesisir NTB hingga 29 Juni 2025