Mataram, 8/5 (ANTARA) - Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengutus Toru Maeda selaku pejabat yang membidangi urusan ekonomi dan pembangunan untuk meninjau lokasi penerapan program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi.
"Minister Urusan ekonomi dan pembangunan Kedubes Jepang itu dijadwalkan tiba di Mataram, Minggu (9/5) sore," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Moh. Faozal, di Mataram, Sabtu.
Faozal mengatakan, berdasarkan surat resmi yang diperoleh Pemprov NTB dari Sekertaris III Kedubes Jepang Ryohei Yoshida, diketahui Toru Maeda akan berkunjung ke Pulau Lombok, NTB, selama tiga hari terhitung 9-11 Mei 2010.
Maeda yang akan didampingi penerjemahnya Masatake Ito itu akan mengawali kunjunganya di wilayah NTB dengan pertemuan koordinasi di Kantor Gubernur NTB, Senin (10/5) pukul 08.00 Wita.
Usai pertemuan koordinasi dengan Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi, Maeda dijadwalkan menghadiri "workshop" rencana pembiayaan NTB-BSS sekaligus peninjauan lokasi program pengembangan sapi lokal itu.
Sebelum kembali ke Jakarta, Selasa (11/5) petang, Maeda beserta rombongan dijadwalkan menghadiri upacara peresmian polindes di Desa Montong Ba'an, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, yang merupakan bantuan untuk masyarakat (grassroots) Pemerintah Jepang melalui Yayasan Mitra.
Faozal mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Jepang melalui Badan Kerja sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA), terlibat aktif membantu pemerintah daerah di NTB mengembangan ternak dan kegiatan lainnya yang bersifat mendukung kemajuan program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS).
Bantuan Pemerintah Jepang untuk pengembangan ternak di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berkelanjutan hingga tahun 2016 atau sampai terlihat peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menggeluti sub-sektor peternakan.
Hal itu diketahui dari penjelasan Tim JICA yang menemui Gubernur NTB awal Maret lalu.
Tim JICA itu terdiri dari Sekretaris I Duta Besar Jepang untuk Indonesia Toru Semba, Deputy Resident Representtaive JICA Indonesia Office Kiichi Tomiya dan Representative JICA Indonesia Office Mari Miura.
Mereka juga mengungkapkan bahwa nilai bantuan pengembangan ternak di wilayah NTB terus ditingkatkan setiap tahun agar ada peningkatan kesejahteraan di kalangan peternak.
JICA telah memberi pendampingan pengembangan ternak terutama ternak potong di wilayah NTB dalam kurun waktu lima tahun dan dapat terus berkelanjutan, terhitung sejak tahun 2007.
Khusus bantuan untuk peralatan pengembangan ternak potong saja dapat mencapai satu miliar rupiah setiap tahun.
JICA menargetkan peningkatan kesejahteraan di kalangan peternak NTB setelah menggeluti usaha ternak potong, dan bantuan itu akan berkelanjutan hingga mencapai sasaran yang diharapkan.
Sebagai contoh, bantuan JICA untuk pengembangan peternakan di NTB tahun anggaran 2008 berupa penyerahan bantuan sebanyak 38 unit sepeda motor merek Honda MegaPro dan Supra Fit, dan 25 ekor ternak kambing kepada 18 kelompok peternak di Kabupaten Lombok Barat.
JICA juga membantu pembuatan kandang induk pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah.
Bantuan lainnya yakni peralatan perkembangbiakan ternak termasuk alat-alat pengembangan makanan ternak (pakan) yang total bantuannya dapat mencapai Rp250 juta.
JICA juga mengucurkan Rp400 juta untuk pengadaan sarana yang dibutuhkan dalam pengembangan ternak potong di sejumlah kabupaten di wilayah NTB.
Pada tahun 2009, JICA mengalokasikan dana sebesar Rp2,9 miliar untuk pengembangan 44 kelompok peternak di kawasan terpadu dalam wilayah NTB.
JICA merencanakan pengembangan kawasan ternak terpadu di 44 lokasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dan untuk tahap awal dimulai dengan empat lokasi masing-masing satu lokasi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan di Pulau Sumbawa.
Model kawasan ternak terpadu itu menganut sistem pengelolaan ternak berbasis peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain bantuan ternak dan sarana-prasarana pendukungnya, juga pelatihan dan pembekalan kepada kelompok petani/ternak.
"JICA telah berkomitmen untuk membantu Provinsi NTB mengembangkan ternak potong berbasis sumber daya lokal, dan pengalokasian anggaran setiap tahun sangat tergantung jenis program yang diimplementasikan," ujar Faozal. (*)
"Minister Urusan ekonomi dan pembangunan Kedubes Jepang itu dijadwalkan tiba di Mataram, Minggu (9/5) sore," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Moh. Faozal, di Mataram, Sabtu.
Faozal mengatakan, berdasarkan surat resmi yang diperoleh Pemprov NTB dari Sekertaris III Kedubes Jepang Ryohei Yoshida, diketahui Toru Maeda akan berkunjung ke Pulau Lombok, NTB, selama tiga hari terhitung 9-11 Mei 2010.
Maeda yang akan didampingi penerjemahnya Masatake Ito itu akan mengawali kunjunganya di wilayah NTB dengan pertemuan koordinasi di Kantor Gubernur NTB, Senin (10/5) pukul 08.00 Wita.
Usai pertemuan koordinasi dengan Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi, Maeda dijadwalkan menghadiri "workshop" rencana pembiayaan NTB-BSS sekaligus peninjauan lokasi program pengembangan sapi lokal itu.
Sebelum kembali ke Jakarta, Selasa (11/5) petang, Maeda beserta rombongan dijadwalkan menghadiri upacara peresmian polindes di Desa Montong Ba'an, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, yang merupakan bantuan untuk masyarakat (grassroots) Pemerintah Jepang melalui Yayasan Mitra.
Faozal mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Jepang melalui Badan Kerja sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA), terlibat aktif membantu pemerintah daerah di NTB mengembangan ternak dan kegiatan lainnya yang bersifat mendukung kemajuan program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS).
Bantuan Pemerintah Jepang untuk pengembangan ternak di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berkelanjutan hingga tahun 2016 atau sampai terlihat peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menggeluti sub-sektor peternakan.
Hal itu diketahui dari penjelasan Tim JICA yang menemui Gubernur NTB awal Maret lalu.
Tim JICA itu terdiri dari Sekretaris I Duta Besar Jepang untuk Indonesia Toru Semba, Deputy Resident Representtaive JICA Indonesia Office Kiichi Tomiya dan Representative JICA Indonesia Office Mari Miura.
Mereka juga mengungkapkan bahwa nilai bantuan pengembangan ternak di wilayah NTB terus ditingkatkan setiap tahun agar ada peningkatan kesejahteraan di kalangan peternak.
JICA telah memberi pendampingan pengembangan ternak terutama ternak potong di wilayah NTB dalam kurun waktu lima tahun dan dapat terus berkelanjutan, terhitung sejak tahun 2007.
Khusus bantuan untuk peralatan pengembangan ternak potong saja dapat mencapai satu miliar rupiah setiap tahun.
JICA menargetkan peningkatan kesejahteraan di kalangan peternak NTB setelah menggeluti usaha ternak potong, dan bantuan itu akan berkelanjutan hingga mencapai sasaran yang diharapkan.
Sebagai contoh, bantuan JICA untuk pengembangan peternakan di NTB tahun anggaran 2008 berupa penyerahan bantuan sebanyak 38 unit sepeda motor merek Honda MegaPro dan Supra Fit, dan 25 ekor ternak kambing kepada 18 kelompok peternak di Kabupaten Lombok Barat.
JICA juga membantu pembuatan kandang induk pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah.
Bantuan lainnya yakni peralatan perkembangbiakan ternak termasuk alat-alat pengembangan makanan ternak (pakan) yang total bantuannya dapat mencapai Rp250 juta.
JICA juga mengucurkan Rp400 juta untuk pengadaan sarana yang dibutuhkan dalam pengembangan ternak potong di sejumlah kabupaten di wilayah NTB.
Pada tahun 2009, JICA mengalokasikan dana sebesar Rp2,9 miliar untuk pengembangan 44 kelompok peternak di kawasan terpadu dalam wilayah NTB.
JICA merencanakan pengembangan kawasan ternak terpadu di 44 lokasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dan untuk tahap awal dimulai dengan empat lokasi masing-masing satu lokasi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan di Pulau Sumbawa.
Model kawasan ternak terpadu itu menganut sistem pengelolaan ternak berbasis peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain bantuan ternak dan sarana-prasarana pendukungnya, juga pelatihan dan pembekalan kepada kelompok petani/ternak.
"JICA telah berkomitmen untuk membantu Provinsi NTB mengembangkan ternak potong berbasis sumber daya lokal, dan pengalokasian anggaran setiap tahun sangat tergantung jenis program yang diimplementasikan," ujar Faozal. (*)