Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barar H Zulkieflimansyah mendorong agar semua pondok pesantren di daerahnya memiliki bank wakaf mikro, sehingga para santri tidak hanya jago menghafal dan membaca Al-Quran, tapi melek tentang ilmu pengetahuan finansial.
"Kenapa penting sekali karena banyak orang sekolahnya tinggi, tapi buta huruf finansial, tidak tahu ilmu mencari uang," kata Zulkieflimansyah, pada peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) Ahmad Taqiuddin Mansur (Atqia) Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan, di Desa Bonder, Lombok Tengah, Kamis.
BWM yang merupakan satu-satunya di NTB tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul tersebut juga mendorong BUMN menyalurkan CSR untuk membantu pondok pesantren di daerahnya mendirikan dan mengembangkan bank wakaf mikro, sehingga NTB bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Ia juga berharap OJK terus memberikan edukasi ke pondok pesantren untuk memotivasi pembentukan bank wakaf mikro, sehingga NTB bisa menjadi percontohan di Indonesia.
"Kalau semua pondok pesantren memiliki bank wakaf mikro, insya Allah tidak ada kemisikinan di NTB," ujar Doktor Zul.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menjelaskan, program Bank Wakaf Mikro merupakan bagian dari upaya perluasan akses pembiayaan dan pemberdayaan ekonomi umat dan sekaligus mengungkit mentalitas kewirausahaan di lingkungan pesantren.
"Bank wakaf mikro menonjolkan skema sinergi atau ta'awun, bergotong royong dan tanggung menanggung dalam menyelenggarakan pembinaan dan pemberdayaan umat," katanya.
Ia menambahkan kehadiran bank wakaf mikro telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 27 ribu nasabah dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan dari awal tahun hingga Desember 2019 mencapai Rp36,6 miliar.
"Dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro kecil yang belum terjangkau akses keuangan formal, program Bank Wakaf Mikro turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan," kata Wimboh.
"Kenapa penting sekali karena banyak orang sekolahnya tinggi, tapi buta huruf finansial, tidak tahu ilmu mencari uang," kata Zulkieflimansyah, pada peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) Ahmad Taqiuddin Mansur (Atqia) Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan, di Desa Bonder, Lombok Tengah, Kamis.
BWM yang merupakan satu-satunya di NTB tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul tersebut juga mendorong BUMN menyalurkan CSR untuk membantu pondok pesantren di daerahnya mendirikan dan mengembangkan bank wakaf mikro, sehingga NTB bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Ia juga berharap OJK terus memberikan edukasi ke pondok pesantren untuk memotivasi pembentukan bank wakaf mikro, sehingga NTB bisa menjadi percontohan di Indonesia.
"Kalau semua pondok pesantren memiliki bank wakaf mikro, insya Allah tidak ada kemisikinan di NTB," ujar Doktor Zul.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menjelaskan, program Bank Wakaf Mikro merupakan bagian dari upaya perluasan akses pembiayaan dan pemberdayaan ekonomi umat dan sekaligus mengungkit mentalitas kewirausahaan di lingkungan pesantren.
"Bank wakaf mikro menonjolkan skema sinergi atau ta'awun, bergotong royong dan tanggung menanggung dalam menyelenggarakan pembinaan dan pemberdayaan umat," katanya.
Ia menambahkan kehadiran bank wakaf mikro telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 27 ribu nasabah dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan dari awal tahun hingga Desember 2019 mencapai Rp36,6 miliar.
"Dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro kecil yang belum terjangkau akses keuangan formal, program Bank Wakaf Mikro turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan," kata Wimboh.