Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera melakukan evaluasi terhadap kapasitas drainase yang ada di kota itu sebagai antisipasi bencana banjir.
"Kita akan hitung kembali kapasitas drainase ketika kondisi semua sungai di kota ini naik agar bencana banjir bisa terhindari dan genangan dapat diminimalisir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan mengacu pada hujan lebat disertai angin kencang pada Ahad (1/3) mulai pukul 14.00 Wita sampai sekitar pukul 20.00 Wita, yang mengguyur Kota Mataram menyebabkan genangan di sejumlah titik dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter.
Beberapa titik diantaranya, di Kelurahan Pejeruk, Pagutan Timur, Rembiga, Dayen Peken, Udayana, Monjok Barat dan Timur, Jalan Sriwijaya, Kekalik, dan Jalan Koperasi Pelembak.
Dua lingkungan di Kelurahan Rembiga, yakni Lingkungan Rembiga Barat dan Timur sebanyak 22 kepala keluarga (KK) terdampak banjir kiriman dari luapan air Sungai Midang dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter, namun warga tidak sampai diungsikan.
"Kemarin itu, memang semua air sungai melampaui kapasitas, bahkan di luar prediksi Sungai Midang tidak seperti biasa meluap. Kami belum tahu penyebab pastinya dan apa ada kaitan dengan akan dibangunnya Bendungan Meninting," ujarnya.
Menurut Miftahurrahman, dari hasil evaluasi, genangan yang terjadi pada sejumlah titik di Kota Mataram terjadi karena adanya antrean air yang akan masuk ke saluran, sementara kapasitas saluran semua penuh.
"Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah pengurangan kapasitas dengan sistem sodetan sehingga titik-titik saluran tersebut segera kita identifikasi," ujarnya.
Misalnya, saluran Gegutu terus ke SMAN 7 hingga tembus ke Jalan Koperasi Pelembak, kapasitasnya sudah melampaui dan saatnya diurai karena selama ini menjadi pemicu genangan di Jalan Dukuh Saleh Pejeruk.
Dikatakannya, dengan adanya pengurangan kapasitas drainase, maka air yang datang bisa langsung mengalir ke hulu sehingga tidak menimbulkan genangan.
"Masalah genangan harus kita tangani segera, meskipun genangan akibat antrean air yang akan masuk ke saluran tidak permanen karena setelah beberapa jam hujan reda air bisa langsung surut," ujarnya.*
"Kita akan hitung kembali kapasitas drainase ketika kondisi semua sungai di kota ini naik agar bencana banjir bisa terhindari dan genangan dapat diminimalisir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan mengacu pada hujan lebat disertai angin kencang pada Ahad (1/3) mulai pukul 14.00 Wita sampai sekitar pukul 20.00 Wita, yang mengguyur Kota Mataram menyebabkan genangan di sejumlah titik dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter.
Beberapa titik diantaranya, di Kelurahan Pejeruk, Pagutan Timur, Rembiga, Dayen Peken, Udayana, Monjok Barat dan Timur, Jalan Sriwijaya, Kekalik, dan Jalan Koperasi Pelembak.
Dua lingkungan di Kelurahan Rembiga, yakni Lingkungan Rembiga Barat dan Timur sebanyak 22 kepala keluarga (KK) terdampak banjir kiriman dari luapan air Sungai Midang dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter, namun warga tidak sampai diungsikan.
"Kemarin itu, memang semua air sungai melampaui kapasitas, bahkan di luar prediksi Sungai Midang tidak seperti biasa meluap. Kami belum tahu penyebab pastinya dan apa ada kaitan dengan akan dibangunnya Bendungan Meninting," ujarnya.
Menurut Miftahurrahman, dari hasil evaluasi, genangan yang terjadi pada sejumlah titik di Kota Mataram terjadi karena adanya antrean air yang akan masuk ke saluran, sementara kapasitas saluran semua penuh.
"Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah pengurangan kapasitas dengan sistem sodetan sehingga titik-titik saluran tersebut segera kita identifikasi," ujarnya.
Misalnya, saluran Gegutu terus ke SMAN 7 hingga tembus ke Jalan Koperasi Pelembak, kapasitasnya sudah melampaui dan saatnya diurai karena selama ini menjadi pemicu genangan di Jalan Dukuh Saleh Pejeruk.
Dikatakannya, dengan adanya pengurangan kapasitas drainase, maka air yang datang bisa langsung mengalir ke hulu sehingga tidak menimbulkan genangan.
"Masalah genangan harus kita tangani segera, meskipun genangan akibat antrean air yang akan masuk ke saluran tidak permanen karena setelah beberapa jam hujan reda air bisa langsung surut," ujarnya.*