Mataram (ANTARA) - Sebanyak 24 orang di Nusa Tenggara Barat saat ini masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP) dugaan suspect virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi mengungkapkan ke 24 orang berstatus ODP tersebut sebelumnya adalah mereka yang masuk dalam 109 ODP oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, namun dari jumlah itu 85 orang di antaranya dinyatakan negatif.
"Sisanya 24 ODP masih dalam pemantauan di rumah masing-masing, maupun RSUD NTB. Sementara 8 orang yang dinyatakan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) seluruhnya negatif," ujarnya di Mataram, Jumat.
Ia menjelaskan, ruang isolasi covid-19 di NTB saat ini kosong. Baik orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dengan pengawasan (PDP). Mereka berada di rumah masing-masing ataupun di rumah sakit tetapi belum ada yang positif covid-19.
Menurutnya, orang yang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit. Namun, orang pada kategori ini sempat bepergian ke negara episentrum corona atau sempat melakukan kontak dengan orang diduga positif corona sehingga harus dilakukan pemantauan. Sementara, PDP merupakan orang yang sudah menunjukan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas sehingga dilakukan pengawasan ketat.
Karena itu, merujuk semakin meningkatnya kasus corona di Indonesia, ia mengimbau masyarakat NTB agar tetap tenang namun waspada. Pasalnya, Pemerintah Provinsi NTB telah melakukan berbagai tindakan pencegahan dan persiapan penanganan yang tepat terkait covid-19.
Sejauh ini, lanjut Nurhandini, Provinsi NTB telah memiliki 4 Rumah Sakit yang menjadi rujukan resmi terkait virus corona yakni, RSUD Provinsi NTB, RSUD Selong Lombok Timur, RSUD Bima, dan RSUD Manambai Sumbawa. RSUD Praya sendiri tengah melakukan persiapan untuk menjadi rumah sakit ke-lima di Provinsi NTB yang menjadi rumah sakit resmi rujukan covid-19. Kelima rumah sakit tersebut, dinyatakan telah siap untuk menangani covid-19. Terkait ketersediaan Alat Pelindung Diri (ADP) dan ruang isolasi, dinyatakan telah dimiliki kelima rumah sakit tersebut meskipun jumlahnya terbatas.
"Masing-masing rumah sakit memiliki satu sampai dua set ADP Corona. Satu set bisa untuk 2-4 orang," jelas Eka.
Dinas Kesehatan NTB sendiri, lanjut Eka, telah mengirim surat ke Kementrian Kesehatan terkait APD. Pihaknya juga meminta 500 biji per-rumah sakit yang menjadi RS rujukan corona, di mana Dikes NTB yang akan mendistribusikan sesuai kebutuhan.
"Untuk SOP pencegahan virus korona sendiri di sekolah, kami secepatnya akan membahas pada rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan NTB dan stake holder terkait. Menyusul bahasan serupa akan dilakukan bersama Kantor Perwakilan Kemenag NTB untuk santri madrasah dan pesantren," katanya
Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi mengungkapkan ke 24 orang berstatus ODP tersebut sebelumnya adalah mereka yang masuk dalam 109 ODP oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, namun dari jumlah itu 85 orang di antaranya dinyatakan negatif.
"Sisanya 24 ODP masih dalam pemantauan di rumah masing-masing, maupun RSUD NTB. Sementara 8 orang yang dinyatakan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) seluruhnya negatif," ujarnya di Mataram, Jumat.
Ia menjelaskan, ruang isolasi covid-19 di NTB saat ini kosong. Baik orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dengan pengawasan (PDP). Mereka berada di rumah masing-masing ataupun di rumah sakit tetapi belum ada yang positif covid-19.
Menurutnya, orang yang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit. Namun, orang pada kategori ini sempat bepergian ke negara episentrum corona atau sempat melakukan kontak dengan orang diduga positif corona sehingga harus dilakukan pemantauan. Sementara, PDP merupakan orang yang sudah menunjukan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas sehingga dilakukan pengawasan ketat.
Karena itu, merujuk semakin meningkatnya kasus corona di Indonesia, ia mengimbau masyarakat NTB agar tetap tenang namun waspada. Pasalnya, Pemerintah Provinsi NTB telah melakukan berbagai tindakan pencegahan dan persiapan penanganan yang tepat terkait covid-19.
Sejauh ini, lanjut Nurhandini, Provinsi NTB telah memiliki 4 Rumah Sakit yang menjadi rujukan resmi terkait virus corona yakni, RSUD Provinsi NTB, RSUD Selong Lombok Timur, RSUD Bima, dan RSUD Manambai Sumbawa. RSUD Praya sendiri tengah melakukan persiapan untuk menjadi rumah sakit ke-lima di Provinsi NTB yang menjadi rumah sakit resmi rujukan covid-19. Kelima rumah sakit tersebut, dinyatakan telah siap untuk menangani covid-19. Terkait ketersediaan Alat Pelindung Diri (ADP) dan ruang isolasi, dinyatakan telah dimiliki kelima rumah sakit tersebut meskipun jumlahnya terbatas.
"Masing-masing rumah sakit memiliki satu sampai dua set ADP Corona. Satu set bisa untuk 2-4 orang," jelas Eka.
Dinas Kesehatan NTB sendiri, lanjut Eka, telah mengirim surat ke Kementrian Kesehatan terkait APD. Pihaknya juga meminta 500 biji per-rumah sakit yang menjadi RS rujukan corona, di mana Dikes NTB yang akan mendistribusikan sesuai kebutuhan.
"Untuk SOP pencegahan virus korona sendiri di sekolah, kami secepatnya akan membahas pada rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan NTB dan stake holder terkait. Menyusul bahasan serupa akan dilakukan bersama Kantor Perwakilan Kemenag NTB untuk santri madrasah dan pesantren," katanya