Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menyatakan prihatin terhadap pasien positif Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang menimpa usia anak-anak bahkan ada juga yang masih usia bayi.
"'Dendek pagah batur' (jangan keras kepala kawan). Ini akibatnya, kalau keras kepala yang menjadi korban anak-anak yang tidak tahu apa-apa," katanya di hadapan sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, jumlah anak positif COVID-19, saat ini tercatat sebanyak 10 orang, dua di antaranya masih bayi usia 2 bulan dan 3 bulan, sisanya usia anak-anak 1 tahun hingga 11 tahun.
Menurutnya, anak-anak ini pastinya tertular dari orang tuanya, karena itu orang tua yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19, hendaknya bisa sadar dan kooperatif melaksanakan protokol penanganan COVID-19, agar anak tidak menjadi korban.
"Ini demi kepentingan bersama dan tidak menjadi tambahan pekerjaan petugas terkait," katanya.
Dengan terus bertambahnya kasus positif COVID-19 dari usia anak-anak di Mataram, pemerintah kota saat ini telah bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, untuk menitipkan anak dari pasien positif COVID-19, apabila anak bersangkutan terbukti negatif dari hasil swabnya.
"Saya sangat prihatin dengan kasus COVID-19 dari kalangan anak-anak ini, dan tidak bisa membayangkan anak kecil yang tidak tahu apa-apa harus terpisah dengan orang tuanya atau ada yang dirawat bersama. Saya juga tidak habis pikir, ada orang tua yang sudah tahu diri positif tetapi masih saja 'pagah' tidak mau diisolasi," katanya lagi.
Berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, jumlah anak positif 10 orang dengan rincian, tiga orang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Kamis (6/5-2020), yakni MRF laki-laki usia 2 bulan, penduduk Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya, kemudian MAF laki-kali usia 2 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, keduanya tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi dan tidak ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19.
Kemudian pasien AEP perempuan usia 1 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara. Pasien ini tidak memiliki riwayat perjalana ke daerah pandemi dan namun memiliki riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, dari klaster Gowa. Ketiganya pasien anak itu, saat ini sedang dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.
Selanjutnya, tiga anak-anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Selasa (5/5-2020) adalah, pasien nomor 283, inisial MYK anak laki-laki berusia 2 tahun, penduduk Kelurahan Cilinaya, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Namun, miliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19.
Pasien nomor 284, inisial UAQ, laki-laki berusia 1 tahun warga Kelurahan Pagutan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Namun, memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 230.
Kemudian, pasien nomor 285 inisial MRM, laki-laki, usia 11 tahun warga Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 nomor 180.
Sementara empat anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebelumnya berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, pertama adalah AZM perempuan usia 6 tahun terkonfirmasi positif COVID-19 pada Jumat (1/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa.
Kedua MB laki-laki usia 3 bulan terkonfirmasi positif COVID-19 pada Sabtu (2/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa. Ketiga MH laki-laki 4 tahun yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Minggu (3/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa.
Terakhir pasien RRA laki-laki usia 9 tahun warga Kelurahan Cakra Barat, Kecamatan Cakranegara terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (4/5-2020), dari klaster transmisi lokal.
"'Dendek pagah batur' (jangan keras kepala kawan). Ini akibatnya, kalau keras kepala yang menjadi korban anak-anak yang tidak tahu apa-apa," katanya di hadapan sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, jumlah anak positif COVID-19, saat ini tercatat sebanyak 10 orang, dua di antaranya masih bayi usia 2 bulan dan 3 bulan, sisanya usia anak-anak 1 tahun hingga 11 tahun.
Menurutnya, anak-anak ini pastinya tertular dari orang tuanya, karena itu orang tua yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19, hendaknya bisa sadar dan kooperatif melaksanakan protokol penanganan COVID-19, agar anak tidak menjadi korban.
"Ini demi kepentingan bersama dan tidak menjadi tambahan pekerjaan petugas terkait," katanya.
Dengan terus bertambahnya kasus positif COVID-19 dari usia anak-anak di Mataram, pemerintah kota saat ini telah bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, untuk menitipkan anak dari pasien positif COVID-19, apabila anak bersangkutan terbukti negatif dari hasil swabnya.
"Saya sangat prihatin dengan kasus COVID-19 dari kalangan anak-anak ini, dan tidak bisa membayangkan anak kecil yang tidak tahu apa-apa harus terpisah dengan orang tuanya atau ada yang dirawat bersama. Saya juga tidak habis pikir, ada orang tua yang sudah tahu diri positif tetapi masih saja 'pagah' tidak mau diisolasi," katanya lagi.
Berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, jumlah anak positif 10 orang dengan rincian, tiga orang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Kamis (6/5-2020), yakni MRF laki-laki usia 2 bulan, penduduk Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya, kemudian MAF laki-kali usia 2 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, keduanya tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi dan tidak ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19.
Kemudian pasien AEP perempuan usia 1 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara. Pasien ini tidak memiliki riwayat perjalana ke daerah pandemi dan namun memiliki riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, dari klaster Gowa. Ketiganya pasien anak itu, saat ini sedang dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.
Selanjutnya, tiga anak-anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Selasa (5/5-2020) adalah, pasien nomor 283, inisial MYK anak laki-laki berusia 2 tahun, penduduk Kelurahan Cilinaya, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Namun, miliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19.
Pasien nomor 284, inisial UAQ, laki-laki berusia 1 tahun warga Kelurahan Pagutan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Namun, memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 230.
Kemudian, pasien nomor 285 inisial MRM, laki-laki, usia 11 tahun warga Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 nomor 180.
Sementara empat anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebelumnya berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, pertama adalah AZM perempuan usia 6 tahun terkonfirmasi positif COVID-19 pada Jumat (1/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa.
Kedua MB laki-laki usia 3 bulan terkonfirmasi positif COVID-19 pada Sabtu (2/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa. Ketiga MH laki-laki 4 tahun yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Minggu (3/5-2020) warga dari Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan dari klaster Gowa.
Terakhir pasien RRA laki-laki usia 9 tahun warga Kelurahan Cakra Barat, Kecamatan Cakranegara terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (4/5-2020), dari klaster transmisi lokal.