Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menutup operasional pelayanan di Puskemas Ampenan, menyusul adanya seorang tenaga medis yang bertugas di puskesmas tersebut terkonfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Anggota Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, sekaligus Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa, di Mataram, Jumat, mengatakan penutupan pelayanan Puskesmas Ampenan tersebut guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Penutupannya dimulai hari ini (8/5/2020), sampai batas waktu yang belum ditentukan, dan semua pegawai diliburkan," katanya.
Perawat positif COVID-19 berinisial SAKSW usia 35 tahun. Sebanyak 60 orang tenaga medis dan pegawai di Puskesmas Ampenan telah ikut tes cepat COVID-19 untuk mengetahui status kesehatan mereka.
"Selain dites cepat, beberapa orang yang sudah melakukan kontak dekat dengan tenaga medis yang positif langsung uji swab. Hasilnya, mungkin besok," katanya.
Setelah hasilnya keluar, tenaga medis atau pegawai yang reaktif harus mengikuti protokol penanganan COVID-19 dengan mengisolasi diri, sedangkan yang non reaktif sementara waktu kerja di rumah.
"Masyarakat di sekitar diminta mencari pelayanan alternatif ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," katanya.*
Anggota Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, sekaligus Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa, di Mataram, Jumat, mengatakan penutupan pelayanan Puskesmas Ampenan tersebut guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Penutupannya dimulai hari ini (8/5/2020), sampai batas waktu yang belum ditentukan, dan semua pegawai diliburkan," katanya.
Perawat positif COVID-19 berinisial SAKSW usia 35 tahun. Sebanyak 60 orang tenaga medis dan pegawai di Puskesmas Ampenan telah ikut tes cepat COVID-19 untuk mengetahui status kesehatan mereka.
"Selain dites cepat, beberapa orang yang sudah melakukan kontak dekat dengan tenaga medis yang positif langsung uji swab. Hasilnya, mungkin besok," katanya.
Setelah hasilnya keluar, tenaga medis atau pegawai yang reaktif harus mengikuti protokol penanganan COVID-19 dengan mengisolasi diri, sedangkan yang non reaktif sementara waktu kerja di rumah.
"Masyarakat di sekitar diminta mencari pelayanan alternatif ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," katanya.*