Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 110 penulis yang tergabung dalam Persatuan Penulis Indonesia (Satupena), bekerja sama dengan Penerbit Balai Pustaka menerbitkan buku "Kemanusiaan pada Masa Corona" setebal hampir seribu halaman.
Dikutip melalui keterangan resmi, Minggu, buku ini terdiri dari berbagai disiplin keilmuan serta genre penulisan non-fiksi berupa esai, fiksi berupa cerpen dan puisi, dalam menyikapi pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia terutama Indonesia.
Para penulis yang menyumbangkan karyanya merupakan para penulis profesional yang bekerja sebagai ilmuwan, dosen, peneliti, ahli biografi, penulis buku anak, penyair, agamawan dari berbagai usia.
Karya-karya mereka selama ini dikenal luas dan banyak menerbitkan buku dan menulis di berbagai media dalam rentang waktu yang panjang.
Di antara mereka ada nama Arahmaiani, Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Hera Supolo Sudoyo, Akmal Nassery, Komaruddin Hidayat, Tommy F. Awuy, Mikke Susanto, Asma Nadia, Murti Bunanta, Connie Rakahundini, Ilham Bintang, Putu Setia, Alberthiene Endah, Fanny G. Poyk dan Artie Ahmad.
Ketua Umum Satupena, Dr. Nasir Tamara bersama Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji dan Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar mengatakan bahwa gagasan dan proses penerbitan buku "Kemanusiaan pada Masa Corona" telah melewati pembahasan serius dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017.
''Terwujudnya buku ini merupakan kerja keras dengan semangat kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota penulis Satupena dalam menghimpun ide yang bernas dalam menyikapi wabah corona ini," kata Chief Editor Nasir Tamara.
"Semua bekerja sukarela untuk mempersembahkan sesuatu yang berharga di tengah masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan akibat wabah corona,'' lanjut dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan secara teknis tim editor telah menyerahkan naskah kepada tim editor Penerbit Balai Pustaka pada 24 April.
''Kami tidak pernah ragu akan kemampuan Penerbit Balai Pustaka yang dipimpin Mas Fachrodji untuk mewujudkan buku yg amat berguna dan indah setebal hampir 1000 halaman tepat waktu," kata dia.
"Pemesanan buku lewat PO sudah dapat dimulai sekarang juga. Semoga buku yang menjadi ‘memory of Indonesian people’ menjadi best seller,'' ujar Nasir menambahkan.
Dikutip melalui keterangan resmi, Minggu, buku ini terdiri dari berbagai disiplin keilmuan serta genre penulisan non-fiksi berupa esai, fiksi berupa cerpen dan puisi, dalam menyikapi pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia terutama Indonesia.
Para penulis yang menyumbangkan karyanya merupakan para penulis profesional yang bekerja sebagai ilmuwan, dosen, peneliti, ahli biografi, penulis buku anak, penyair, agamawan dari berbagai usia.
Karya-karya mereka selama ini dikenal luas dan banyak menerbitkan buku dan menulis di berbagai media dalam rentang waktu yang panjang.
Di antara mereka ada nama Arahmaiani, Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Hera Supolo Sudoyo, Akmal Nassery, Komaruddin Hidayat, Tommy F. Awuy, Mikke Susanto, Asma Nadia, Murti Bunanta, Connie Rakahundini, Ilham Bintang, Putu Setia, Alberthiene Endah, Fanny G. Poyk dan Artie Ahmad.
Ketua Umum Satupena, Dr. Nasir Tamara bersama Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji dan Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar mengatakan bahwa gagasan dan proses penerbitan buku "Kemanusiaan pada Masa Corona" telah melewati pembahasan serius dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017.
''Terwujudnya buku ini merupakan kerja keras dengan semangat kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota penulis Satupena dalam menghimpun ide yang bernas dalam menyikapi wabah corona ini," kata Chief Editor Nasir Tamara.
"Semua bekerja sukarela untuk mempersembahkan sesuatu yang berharga di tengah masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan akibat wabah corona,'' lanjut dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan secara teknis tim editor telah menyerahkan naskah kepada tim editor Penerbit Balai Pustaka pada 24 April.
''Kami tidak pernah ragu akan kemampuan Penerbit Balai Pustaka yang dipimpin Mas Fachrodji untuk mewujudkan buku yg amat berguna dan indah setebal hampir 1000 halaman tepat waktu," kata dia.
"Pemesanan buku lewat PO sudah dapat dimulai sekarang juga. Semoga buku yang menjadi ‘memory of Indonesian people’ menjadi best seller,'' ujar Nasir menambahkan.