Jakarta (ANTARA) - Komisi X DPR RI mendorong Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melakukan alih media bahan pustaka seperti buku, koran, majalah, dan mikrofilm ke dalam bentuk digital.
“Hal tersebut untuk mengantisipasi kerusakan, menjaga kelestarian, mengoptimalkan pemanfaatan, memperluas akses bacaan, dan mempermudah layanan perpustakaan,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Perpusnas yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Komisi X DPR dan Perpusnas juga bersepakat untuk peningkatan anggaran, penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, standardisasi dan pembinaan perpustakaan, peningkatan sinergisitas dengan kementerian/lembaga, dan sinkronisasi sistem informasi layanan terpadu.
Pelaksana Tugas Kepala Perpusnas E Aminudin Aziz menyatakan bahwa terdapat tiga arah kebijakan dan strategi Perpusnas tahun 2025-2029.
Baca juga: Pemerintah menunggu undangan DPR bahas RUU Perampasan Aset
“Tiga arah kebijakan tersebut yakni peningkatan kualitas layanan perpustakaan, peningkatan budaya kegemaran membaca, serta pelindungan dan pelestarian warisan budaya,” kata Aminudin.
Ia menjelaskan peningkatan kualitas layanan perpustakaan dilakukan melalui penyediaan ruang baca serta standardisasi dan pembinaan perpustakaan.
“Kemudian, peningkatan budaya kegemaran membaca dilakukan melalui penguatan budaya baca dan literasi, serta penguatan kemitraan lembaga dan sinkronisasi sistem informasi layanan terpadu,” ucapnya.
Baca juga: Kemenpora fokuskan empat bidang dalam lima tahun
Sedangkan pelindungan dan pelestarian warisan budaya dilakukan melalui pengarusutamaan naskah Nusantara melalui identifikasi, akuisisi naskah kuno, percepatan digitalisasi naskah Nusantara, peningkatan mutu tenaga pelestarian, metadata naskah, alih aksara, alih bahasa, dan penelitian, serta penetapan naskah sebagai ingatan kolektif nasional (Ikon).
Perpusnas telah mencanangkan Gerakan Literasi Desa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di tiap wilayah melalui pembangunan ruang baca di 10.000 desa dan taman bacaan masyarakat (TBM) dengan dukungan 1.000 judul buku bacaan untuk masing-masing ruang baca.
Selain itu, Perpusnas juga telah melakukan pelatihan intensif kepada para calon pengelola yang difasilitasi oleh para pegiat literasi di tengah masyarakat yang kiprahnya sudah terbukti dalam melaksanakan gerakan literasi mandiri.