Mexico City (ANTARA) - Sekelompok orang bersenjata membunuh 15 penduduk asli desa adat di selatan Meksiko, wilayah yang mengalami banyak percekcokan, kata otoritas setempat, Senin (22/6).
Insiden itu jadi serangan paling brutal yang terjadi di wilayah selatan Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.
Kejaksaan wilayah negara bagian Oaxaca mengatakan korban serangan pada Minggu malam (21/6) itu merupakan 13 pria dan dua perempuan. Jasad mereka ditemukan pada minggu pagi di Kota San Mateo del Mar di daerah timur pelabuhan Salina Cruz.
Pemerintah daerah San Mateo del Mar, lewat pernyataan tertulis, mengatakan serangan itu dilakukan setidaknya oleh enam orang bersenjata, diduga dibantu oleh seorang bos preman setempat.
Dalam pernyataan terpisah, kejaksaan Oaxaca mengatakan aparat masih menyelidiki insiden pembantaian warga di Desa Adat Huazantlan del Rio. Desa itu merupakan tempat tinggal bagi suku asli Ikoots.
Aparat juga masih menyelidiki kemungkinan pelaku membawa senjata saat beraksi.
Dua perempuan yang tewas sempat memprotes tindakan kekerasan dari salah satu tersangka. Pemerintah daerah menyampaikan tersangka menyebut dirinya sebagai wakil dari Huazantlan del Rio.
Konflik di Huanztlan del Rio bermula dari penutupan jalan desa, dilakukan oleh mereka yang mengaku mewakili pemerintah desa. Penutupan jalan berlangsung selama beberapa minggu. Aksi itu dilakukan untuk memancing kericuhan di tengah masyarakat desa, demikian kata pemerintah setempat tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Para pelaku menyiksa dan membakar beberapa korban, tambah pejabat terkait. Beberapa foto yang tersebar di media sosial menunjukkan bagian tubuh korban terbakar. Salah satu pria tampak tewas karena dipukul dengan batu bata.
Pemerintah negara bagian mengatakan foto tersebut asli.
Sejauh ini belum ada orang yang ditangkap, demikian kata aparat terkait.
Banyak kasus sengketa lahan terjadi di San Mateo del Mar selama bertahun-tahun, demikian keterangan dari pejabat setempat.
Daerah itu mencakup wilayah di Tehuantepec, yang menjadi objek sengketa terkait proyek pembangunan infrastruktur pada beberapa tahun terakhir.
Sumber: Reuters
Insiden itu jadi serangan paling brutal yang terjadi di wilayah selatan Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.
Kejaksaan wilayah negara bagian Oaxaca mengatakan korban serangan pada Minggu malam (21/6) itu merupakan 13 pria dan dua perempuan. Jasad mereka ditemukan pada minggu pagi di Kota San Mateo del Mar di daerah timur pelabuhan Salina Cruz.
Pemerintah daerah San Mateo del Mar, lewat pernyataan tertulis, mengatakan serangan itu dilakukan setidaknya oleh enam orang bersenjata, diduga dibantu oleh seorang bos preman setempat.
Dalam pernyataan terpisah, kejaksaan Oaxaca mengatakan aparat masih menyelidiki insiden pembantaian warga di Desa Adat Huazantlan del Rio. Desa itu merupakan tempat tinggal bagi suku asli Ikoots.
Aparat juga masih menyelidiki kemungkinan pelaku membawa senjata saat beraksi.
Dua perempuan yang tewas sempat memprotes tindakan kekerasan dari salah satu tersangka. Pemerintah daerah menyampaikan tersangka menyebut dirinya sebagai wakil dari Huazantlan del Rio.
Konflik di Huanztlan del Rio bermula dari penutupan jalan desa, dilakukan oleh mereka yang mengaku mewakili pemerintah desa. Penutupan jalan berlangsung selama beberapa minggu. Aksi itu dilakukan untuk memancing kericuhan di tengah masyarakat desa, demikian kata pemerintah setempat tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Para pelaku menyiksa dan membakar beberapa korban, tambah pejabat terkait. Beberapa foto yang tersebar di media sosial menunjukkan bagian tubuh korban terbakar. Salah satu pria tampak tewas karena dipukul dengan batu bata.
Pemerintah negara bagian mengatakan foto tersebut asli.
Sejauh ini belum ada orang yang ditangkap, demikian kata aparat terkait.
Banyak kasus sengketa lahan terjadi di San Mateo del Mar selama bertahun-tahun, demikian keterangan dari pejabat setempat.
Daerah itu mencakup wilayah di Tehuantepec, yang menjadi objek sengketa terkait proyek pembangunan infrastruktur pada beberapa tahun terakhir.
Sumber: Reuters