Bengaluru (ANTARA) - Satu orang meninggal dunia, sementara satu lainnya terluka, dalam insiden penembakan pada Sabtu malam di Taman Jefferson Square kota Louisville, Kentucky, yang telah menjadi pusat aksi protes terhadap polisi yang membunuh seorang perempuan berkulit hitam di rumahnya pada Maret.

Laporan atas penembakan di taman tersebut diterima pada pukul 9 malam waktu setempat, menurut Departemen Kepolisian Kota Louisville.

"Panggilan kemudian datang (menginformasikan) bahwa personil departemen Sheriff berada di taman, melakukan langkah-langkah penyelamatan jiwa pada seorang pria yang akhirnya meninggal di tempat kejadian," kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan tersebut menjelaskan polisi telah membersihkan taman dan para detektif terkait pembunuhan sedang melakukan penyelidikan. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

Walikota Louisville, Greg Fischer, menyampaikan duka terkait kekerasan yang terjadi di tempat di mana orang-orang berkumpul untuk menyuarakan keprihatinan.

"Ini adalah tragedi bahwa wilayah protes damai ini sekarang menjadi tempat kejahatan", kata Fischer dalam cuitannya di Twitter.

Taman itu telah menjadi pusat aksi protes terkait penembakan fatal terhadap Breonna Taylor, seorang wanita berkulit hitam yang terbunuh dalam hujan tembakan ketika penyelidik narkoba menyerbu rumahnya di Louisville sekitar tiga bulan lalu.

Taylor, seorang teknisi medis darurat berusia 26 tahun, tewas pada 13 Maret setelah petugas memasuki apartemennya dengan membawa surat perintah penangkapan "tanpa ketukan".

Salah satu dari tiga petugas yang terlibat dalam penembakannya dipecat dari departemen kepolisian pada Selasa.

Pembunuhan Taylor kembali menjadi terkenal setelah kematian George Floyd pada 25 Mei, seorang pria kulit hitam yang terbunuh setelah seorang petugas polisi menekan lutut pada lehernya selama hampir sembilan menit ketika menahannya di kota Minneapolis.

Dua insiden tersebut, beserta sejumlah insiden lainnya telah menjadi seruan dalam protes nasional terhadap kebrutalan polisi dan bias rasial dalam sistem peradilan pidana Amerika Serikat.

Sumber: Reuters

Pewarta : Aria Cindyara
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024