Mataram (ANTARA) - Koordinator Bidang Kehumasan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lombok Utara Evi Winarni mengatakan seorang warga sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Nusa Tenggara Barat karena positif virus corona jenis baru itu.
"Masih ada satu orang pasien positif COVID-19, tapi dirawat di RSUP NTB, sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara, tidak ada yang dirawat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan total jumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 51 orang hingga 13 Juli 2020. Mereka terdiri atas pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 47 orang, meninggal dunia tiga orang, dan sedang dalam masa perawatan satu orang.
Pihaknya juga masih memantau warga berstatus orang dalam pemantauan sebanyak enam orang, orang tanpa gejala sebanyak 29 orang, dan pasien dalam pengawasan tiga orang. Semuanya sedang dalam masa isolasi mandiri.
"Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona agar status daerah zona kuning bisa segera berubah menjadi zona hijau," ujarnya.
Upaya yang sudah dilakukan, kata dia, tes cepat kepada 3.506 orang warga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 180 orang dinyatakan reaktif dan 3.326 orang nonreaktif. Tes cepat akan terus dilakukan karena persediaan alat tes di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara yang masih tersisa sebanyak 4.004 set.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lombok Utara juga terus melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyebaran pandemi COVID-19 di pasar tradisional dan pemukiman penduduk.
Selain itu, tetap melakukan kontrol di Pelabuhan Bangsal yang menjadi pintu keluar masuk masyarakat lokal maupun wisatawan asing yang menyeberang ke tiga gili. Setiap orang diperiksa suhu tubuhnya sekaligus memberikan imbauan agar tetap menjaga kesehatan dan menggunakan masker.
Pihaknya juga melaksanakan patroli di kawasan wisata tiga gili dan pelabuhan guna mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran virus corona.
"Kami juga terus melaksanakan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional, rumah warga, sekolah, dan pondok pesantren," katanya.
"Masih ada satu orang pasien positif COVID-19, tapi dirawat di RSUP NTB, sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara, tidak ada yang dirawat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan total jumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 51 orang hingga 13 Juli 2020. Mereka terdiri atas pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 47 orang, meninggal dunia tiga orang, dan sedang dalam masa perawatan satu orang.
Pihaknya juga masih memantau warga berstatus orang dalam pemantauan sebanyak enam orang, orang tanpa gejala sebanyak 29 orang, dan pasien dalam pengawasan tiga orang. Semuanya sedang dalam masa isolasi mandiri.
"Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona agar status daerah zona kuning bisa segera berubah menjadi zona hijau," ujarnya.
Upaya yang sudah dilakukan, kata dia, tes cepat kepada 3.506 orang warga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 180 orang dinyatakan reaktif dan 3.326 orang nonreaktif. Tes cepat akan terus dilakukan karena persediaan alat tes di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara yang masih tersisa sebanyak 4.004 set.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lombok Utara juga terus melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyebaran pandemi COVID-19 di pasar tradisional dan pemukiman penduduk.
Selain itu, tetap melakukan kontrol di Pelabuhan Bangsal yang menjadi pintu keluar masuk masyarakat lokal maupun wisatawan asing yang menyeberang ke tiga gili. Setiap orang diperiksa suhu tubuhnya sekaligus memberikan imbauan agar tetap menjaga kesehatan dan menggunakan masker.
Pihaknya juga melaksanakan patroli di kawasan wisata tiga gili dan pelabuhan guna mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran virus corona.
"Kami juga terus melaksanakan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional, rumah warga, sekolah, dan pondok pesantren," katanya.