Mataram, 16/10 (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani terus memantau populasi itik yang hidup di kawasan Danau Segara Anak Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk mengetahui perkembangbiakan unggas tersebut.

         "Kami ingin mengetahui populasi itik gunung di Danau Segara Anak, apakah terjadi perkembangan atau tidak, terutama terkait  dengan kondisi perubahan iklim seperti sekarang," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) H. Syihabbudin, di Mataram, Sabtu.

         Danau Segara Anak yang memiliki luas 1.100 hektare dengan kedalaman 230 meter dan topografinya 2.010 meter dari permukaan laut (mdpl) merupakan  danau yang terbentuk di kaldera Gunung Rinjani  berketinggian 3.775 mdpl.

         Di tengah-tengah danau tersebut terbentuk kerucut baru yang dinamakan Gunung Baru Jari (anak Gunung Rinjani) yang tingginya 2.376 mdpl.

         Syihabudin mengatatakan, itik gunung merupakan salah satu fauna khas yang hidup di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Unggas ini menjadi salah satu daya tarik  para wisatawan yang mendaki Gunung Rinjani.

         Populasi itik gunung yang hidup di sekitar danau tersebut terakhir kali diidentifikasi pada 2005, dengan jumlah populasi sekitar 100 ekor lebih. Namun hingga saat ini belum diketahui pasti apakah terjadi peningkatan atau pengurangan populasi dalam lima tahun terakhir ini.

         "Itik gunung ini salah satu unggas khas yang dimiliki TNGR. Jadi perlu kita pelihara terus perkembangannya, karena itu salah satu aset yang bisa menjadi daya tarik wisatawan," katanya.

         Menurut dia, meskipun ikan karper dan nila yang merupakan pakan utama itik gunung terus berkembang biak di Danau Segara Anak, tidak menjamin populasi unggas tersebut terus bertambah.

         Populasi itik gunung di Danau Segara Anak bisa saja berkurang dengan kondisi iklim yang kurang menentu seperti sekarang.

         Sementara dari sisi perburuan, kata Syihabudin, pihaknya menjamin tidak ada kegiatan seperti itu yang menyebabkan itik gunung terancam punah, karena petugas TNGR dibantu masyarakat lokal yang menjadi pramuwisata pendakian Gunung Rinjani terus mengawasi kawasan TNGR.

         "Tidak ada perburuan terhadap hewan khas Danau Segara Anak itu. Faktor yang memungkinkan habitat itik danau berkurang karena iklim yang tidak  menentu," katanya.    

    Petugas Pengendali Ekositem Hutan BTNGR M. Faisyal menambahkan pemantauan g itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah letusan Gunung Baru Jari berdampak terhadap populasi itik gunung yang hidup di kawasan Danau Segara Anak.

         Ia mengatakan, Gunung Baru Jari yang berada di tengah Danau Segara Anak, beberapa waktu lalu meletus dan saat ini masih dalam status waspada level II. Letusan disertai semburan debu panas tersebut bisa saja mengganggu perkembangbiakan itik gunung yang biasa mencari makanan di danau.

         "Tim dari TNGR yang jumlahnya delapan orang akan melakukan pemantauan selama delapan hari. Kami  dibantu  masyarakat Sembalun, Lombok Timur," katanya.(*)

 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024