Solo (ANTARA) - Seniman foto Ray Bachtiar Drajat mengatakan kecanggihan kamera digital menghambat fotografer memahami proses menciptakan sebuah karya foto sempurna dan hanya dapat membantu dalam hal bisnis.

"Memotret untuk menciptakan sebuah karya foto yang indah harus diperhatikan dalam hal pendidikan," katanya di Solo (17/10).

Dia mengatakan, kamera digital memanjakan masyarakat untuk melahirkan sebuah gambar iinstan tanpa memahami indikasi terciptanya kesempurnaan gambar.

Misalnya, kata dia, pencahayaan merupakan kunci utama menghasilkan sebuah gambar yang menarik dan bisa memberikan pesan.

Dengan kamera digital, kata dia, fotografer hanya memperoleh gambar dengan cahaya yang cukup namun tidak memahami bagaimana cahaya mampu menghasilkan sebuah gambar.

Melalui kamera lubang jarum (KLJ), dia mengatakan, fotografer akan memahami proses menciptakan karya foto mulai dari pencarian cahaya, menciptakan alat kamera sendiri, dan mencetak foto hasil bidikan kamera ciptaan sendiri.

"Terdapat ilmu fisika, kimia, dan seni yang perlu diterapkan dalam menciptakan karya foto melalui KLJ," katanya.

Melalui KLJ masyarakat diajak mengenali kembali asal sebuah kamera dan bagaimana prosesnya, kata Bapak KLJ Indonesia ini.

"Hanya mengandalkan satu titik berukuran tusukan jarum pentul dapat menjadikan sebuah gambar memiliki cerita," katanya.

Karena cahaya yang masuk dari lubang ditembakkan ke satu ekspos dalam satu rol film di tempat tertutup sehingga hanya menerima cahaya dari lubang jarum tersebut, sambungnya.

Untuk menghasilkan sebuah karya foto, bukan alat kamera yang dikedepankan melainkan kreatifitas forografer dalam menciptakan gambar.

"Hanya dengan kaleng bekas, roll film, dan jarum pentul bisa menciptakan alat kamera yang melahirkan sebuah gambar bercerita," kata Ray.(*)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024