Kupang (ANTARA) - BMKG Stasiun Meteorologi Kupang menyatakan guncangan gempa tektonik berkekuatan 5.0 magnitudo yang terjadi di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) dirasakan di Labuan Bajo hingga Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Di Bima, NTB guncangan gempa dirasakan III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) dan Labuan Bajo II MMI," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kupang, Robert Wahyu di Kupang, Minggu terkait dampak gempa tektonik di Sumba Barat Daya.
Gempa magnitudo dengan kekuatan 5.0 magnitudo pada Minggu pukul 11.52.52 WIB itu menguncang wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Hasil analisa BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9.82 lintang selatan dan 118.94 bujur timur, pada kedalaman 10 km.
Dia menjelaskan, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tambolaka, IV-V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Gempa itu juga dirasakan di Waingapu, Sumba Timur pada III-IV MMI, Bima dan Waibakul III MMI, sementara di Labuan Bajo, II MMI.
Menurut dia, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi tersebut, menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, demikian Robert Wahyu.
"Di Bima, NTB guncangan gempa dirasakan III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) dan Labuan Bajo II MMI," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kupang, Robert Wahyu di Kupang, Minggu terkait dampak gempa tektonik di Sumba Barat Daya.
Gempa magnitudo dengan kekuatan 5.0 magnitudo pada Minggu pukul 11.52.52 WIB itu menguncang wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Hasil analisa BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9.82 lintang selatan dan 118.94 bujur timur, pada kedalaman 10 km.
Dia menjelaskan, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tambolaka, IV-V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Gempa itu juga dirasakan di Waingapu, Sumba Timur pada III-IV MMI, Bima dan Waibakul III MMI, sementara di Labuan Bajo, II MMI.
Menurut dia, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi tersebut, menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, demikian Robert Wahyu.