Bima (ANTARA) - Polres Bima mengungkap kronologi insiden kerusuhan penyebab ratusan pendatang dari Sumba, NTT dievakuasi ke Kantor Dinas Sosial setempat, Rabu (15/1/2025) malam.
Kabag Ops Polres Bima, AKP Iwan Sugianto menjelaskan, kejadian itu berawal saat perempuan berinisial S (20), warga Desa Nisa, Kecamatan Woha, bersama ibunya membeli ayam di Pasar Tente, Rabu (15/1/2025).
Setelah membeli ayam, S bersama ibunya ke parkiran motor. "Berdasarkan keterangan korban, saat berada di parkiran tiba-tiba pria yang mengaku dari Sumba muncul dari arah belakang dan menjamah bagian vital korban. Korban berusaha melawan, namun pelaku bersikeras, sehingga korban berteriak meminta pertolongan," ungkapnya.
Baca juga: 183 warga NTT dievakuasi pasca-insiden kerusuhan di Pasar Tente
Menyadari dirinya terancam, pelaku langsung melarikan diri ke area persawahan di Desa Tente. Tidak terima dengan kejadian itu, korban pulang ke rumahnya di Desa Nisa.
Tak lama kejadian itu, lanjut Iwan, keluarga korban dan warga mendatangi tempat yang didiami oleh warga Sumba di sekitar Pasar Tente untuk mencari pelaku.
"Akibat pelaku tidak ditemukan, massa kemudian melampiaskan kemarahan mereka dengan membakar enam unit sepeda motor dan satu kios milik warga Sumba," papar Iwan.
Konsentrasi massa baru bisa dikendalikan setelah personel gabungan TNI dan Polri turun ke lokasi kejadian.
"Sekitar pukul 10.30 Wita, keluarga korban dan. masa akhirnya membubarkan diri," tandasnya.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, warga pendatang Sumba itu akhirnya diungsikan ke Mapolsek Woha, lalu malamnya dipindahkan ke kantor Dinsos.
"Disana mereka tetap di bawah penjagaan personel kami," tutupnya.