Mataram (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai membuka layanan bagi masyarakat umum baik untuk peminjaman buku maupun kunjungan baca ditempat, dengan tetap mentaati protokol COVID-19.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Siti Miftahayatun, Selasa mengatakan pembukaan layanan di Diarpus dengan pertimbangan karena kondisi perkembangan COVID-19 di Mataram sudah mulai landai.

"Layanan di perpustakaan sudah kita buka sejak diterapkan kebijakan normal baru yakni pada bulan Juli 2020," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, berbagai fasilitas di Diarpus telah dilengkapi dengan standar protokol COVID-19. Seperti di ruang baca, telah dilakukan penyekatan dengan plastik transparan dengan kapasitas sekitar 20 orang, begitu juga pada loket petugas untuk peminjaman dan pengembalian buku.

Selain itu disiapkan tempat cuci tangan dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) bagi pengunjung yang akan masuk. "Semua pegawai kami menggunakan masker, dan pelindung wajah sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19," katanya.

Sementara untuk pengunjung, katanya, sebelum masuk juga harus mentaati protokol COVID-19, dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan yakni pengukuran suhu tubuh dan menggunakan masker.

"Jika ada pengunjung dengan suhu tubuh di atas 38 derajat, tidak kita izinkan masuk. Begitu juga kalau mereka tidak menggunakan masker," katanya.

Menurut dia tingkat kunjungan rata-rata setiap hari mencapai 20-25 orang dengan jam operasional sesuai jam kantor yakni mulai pukul 08.00-12.00 Wita, dari Hari Senin sampai Jumat.

Jumlah kunjungan itu, katanya, jauh menurun jika dibandingkan dengan kunjungan sebelum terjadi pandemi COVID-19. Dimana dalam sehari bisa mencapai di atas 100 orang.

"Tingginya tingkat kunjungan saat itu, karena ada program kunjungan dari sekolah sekolah yang dijadwalkan dalam sehari bisa tiga kelompok. Satu kelompok bisa mencapai 40 anak," katanya.

Namun pelayanan kunjungan dari sekolah selama pandemi COVID-19, dihentikan sebab pihaknya khawatir jika dilaksanakan bisa berpotensi menjadi wadah penyebaran COVID-19.

"Namanya anak-anak kalau sudah bertemu, kita sulit untuk mengawasi dan mengarahkan jaga jarak. Anak-anak cenderung ingin bermain dan berkumpul bersama," ujarnya.

Lebih jauh Miftahayatun mengatakan, kendati pelayanan di Kantor Diarpus telah dibuka, namun untuk pelayanan di taman-taman baca masih ditutup. Begitu juga perpustakaan keliling masih dihentikan hingga kondisi lebih baik.

"Taman-taman baca seperti di Pantai Ampenan dan Udayana kita tutup karena kondisinya memang masih sepi. Kalau perpustakaan keliling kita hentikan karena sekolah-sekolah juga masih libur," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024