Mataram, 3/11 (ANTARA) - PT Newmont Nusa Tenggara memberi dana bantuan sebesar Rp200 juta kepada Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, untuk pembangunan Gedung Observatorium Magnetik di Pulau Lombok.

         "Newmont sepakat mendanai pembangunan gedung observatorium magnetik Lombok," kata Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof. H. Sunarpi, usai menandatangani naskah kerja sama pembangunan observatorium itu di Mataram, Rabu.

         Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan The Helmotz Zentum Postdam Deutsches Geoforschungs Zentrum (GFZ) Jerman.

         Sunarpi mengatakan, gedung observatorium itu berlokasi di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, dibangun di atas lahan seluas satu hektare milik Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

         Pembangunan gedung itu direncanakan akan dimulai pada November 2010 hingga Agustus 2011. "sSalah satu fungsi observatorium magnetik itu untuk mendeteksi mitigasi bencana dan pendataan potensi sumber daya alam," jelasnya.

         Menurut dia, Pulau Lombok dipilih sebagai tempat pembangunan observatorium magnetik Lombok, karena anomali magnetik daerah ini dinilai yang paling tinggi di kawasan Asia tenggara.

         "Intensitas geomagnetik di Pulau Lombok lemah, sehingga perlu ada pemantauan secara kontinyu. Apalagi medan magnet bumi ini sangat bermanfaat untuk melindungi manusia dan mahluk hidup lainnya dari pengaruh radiasi sinar matahari dan cosmos," ujarnya.

         Ia mengatakan, observatorium magnetik Lombok diharapkan mampu menghasilkan data-data yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan navigasi pesawat udara dan kapal laut, mendeteksi mitigasi bencana dan pendataan potensi sumber daya alam.

         Untuk mendukung ke arah itu, kata Sunarpi, pihak GFZ Jerman bersedia menyumbangkan berbagai peratalan yang memang diperlukan untuk memantau medan magnetik bumi.

         Berbagai peralatan tersebut akan dikelola oleh sejumlah tim ahli dari Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unram.

         "Kebetulan ada salah satu tim ahli dari Fakultas Teknik yang baru pulang belajar dari Jerman, sekaligus membawa oleh-oleh bantuan peralatan yang diberikan oleh GFZ Jerman," katanya.(*)




Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024