Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah korban luka bakar akibat erupsi Merapi dan karena kecelakaan di tengah kepanikan warga, hingga Jumat pukul 04.35 WIB, sebanyak 50 orang.
Salah seorang dokter rumah sakit setempat, Sigit Priyo Hutomo, di Yogyakarta, mengatakan, di antara korban sebanyak itu, lima anak balita.
Sedangkan korban meninggal akibat terkena awan panas Merapi tercatat satu orang balita.
Tujuh rumah di Blonggang, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terbakar karena diterjang awan panas Gunung Merapi, Jumat.
Menurut keterangan salah seorang anggota tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang keberatan disebutkan namanya, masih puluhan warga yang sedang dievakuasi dari dusun itu, karena sudah jatuh korban satu orang tewas akibat terkena awan panas.
Korban tewas berjenis kelamin laki-laki itu, saat ini sedang dievakuasi dari wilayah bencana. Sedangkan 10 korban luka bakar akibat awan panas, sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta untuk menjalani pengobatan dan perawatan. Mereka umumnya mengalami luka bakar sekitar 70 persen.
Di antara korban yang mengalami luka bakar, terdapat tiga orang yang masih berusia anak-anak, dengan kondisi yang memprihantinkan.
Blonggang, Kecamatan Cangkringan, jaraknya hanya sekitar delapan kilometer dari Gunung Merapi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung, dari sebelumnya lebih dari 15 kilometer.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Jumat dini hari, mengatakan, sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.(*)