Batam (ANTARA) - Provinsi Nusa Tenggara Barat menawarkan delapan (8) proyek investasi yang bersifat siap ditawarkan kepada penanam modal atau investor Singapura dalam webinar Road to Indonesia Investment Day 2020.
Webinar dilaksanakan KBRI Singapura didukung Bank Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal di Singapura (IIPC) pada Selasa (22/9), berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara di Batam, Rabu.
Dari delapan proyek yang ditawarkan NTB, empat di antaranya dipresentasikan dalam webinar, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Bandar Kayangan Global Hub, Rinjani UNESCO Global Park, dan proyek Samota.
Sekrertaris Daerah NTB, Lalu Gita Aryadi dalam webinar menyampaikan, daerahnya memiliki potensi sumber daya alam yang besar, di antaranya di bidang pertanian seperti jagung, cokelat, tebu dan tembakau.
Provinsi NTB juga memiliki potensi investasi di bidang pariwisata dan Kawasan Ekonomi Khusus, seperti wilayah Mandalika.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Singapura, Didik Eko Pujianto menyampaikan, NTB adalah provinsi yang memiliki lokasi strategis, dekat dengan Pulau Bali, dan memiliki berbagai potensi yang dapat lebih dikembangkan, khususnya di bidang pariwisata.
"Di tengah kondisi pandemi yang sangat menantang saat ini, provinsi NTB diharapkan juga dapat terus melakukan upaya yang dapat mendorong meningkatnya investasi," kata dia.
Pemerintah pusat dan KBRI Singapura siap memfasilitasi upaya-upaya peningkatan investasi ke NTB, lanjut dia.
Masih dalam kesempatan webinar, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo juga menyampaikan pentingnya menjaga stabilitas makro dan keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga menyebutkan, pihaknya siap memfasilitasi investor yang akan melakukan investasi di Indonesia, mulai dari perizinan, pemberian insentif dan jaminan kemudahan investasi.
Sementara itu, usai sesi webinar yang diikuti 70 peserta terdaftar secara daring, dilanjutkan dengan sesi pertemuan satu lawan satu (one-on-one meeting).
Pertemuan yang lebih privat itu agar investor yang memiliki minat terhadap proyek-proyek yang dikurasi mendapatkan informasi secara lebih mendetil melalui diskusi dengan para pemilik proyek.
Sesi "one-on-one meeting" diharapkan dapat semakin meningkatkan minat investor Singapura yang akan berinvestasi di NTB.
Webinar dilaksanakan KBRI Singapura didukung Bank Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal di Singapura (IIPC) pada Selasa (22/9), berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara di Batam, Rabu.
Dari delapan proyek yang ditawarkan NTB, empat di antaranya dipresentasikan dalam webinar, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Bandar Kayangan Global Hub, Rinjani UNESCO Global Park, dan proyek Samota.
Sekrertaris Daerah NTB, Lalu Gita Aryadi dalam webinar menyampaikan, daerahnya memiliki potensi sumber daya alam yang besar, di antaranya di bidang pertanian seperti jagung, cokelat, tebu dan tembakau.
Provinsi NTB juga memiliki potensi investasi di bidang pariwisata dan Kawasan Ekonomi Khusus, seperti wilayah Mandalika.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Singapura, Didik Eko Pujianto menyampaikan, NTB adalah provinsi yang memiliki lokasi strategis, dekat dengan Pulau Bali, dan memiliki berbagai potensi yang dapat lebih dikembangkan, khususnya di bidang pariwisata.
"Di tengah kondisi pandemi yang sangat menantang saat ini, provinsi NTB diharapkan juga dapat terus melakukan upaya yang dapat mendorong meningkatnya investasi," kata dia.
Pemerintah pusat dan KBRI Singapura siap memfasilitasi upaya-upaya peningkatan investasi ke NTB, lanjut dia.
Masih dalam kesempatan webinar, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo juga menyampaikan pentingnya menjaga stabilitas makro dan keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga menyebutkan, pihaknya siap memfasilitasi investor yang akan melakukan investasi di Indonesia, mulai dari perizinan, pemberian insentif dan jaminan kemudahan investasi.
Sementara itu, usai sesi webinar yang diikuti 70 peserta terdaftar secara daring, dilanjutkan dengan sesi pertemuan satu lawan satu (one-on-one meeting).
Pertemuan yang lebih privat itu agar investor yang memiliki minat terhadap proyek-proyek yang dikurasi mendapatkan informasi secara lebih mendetil melalui diskusi dengan para pemilik proyek.
Sesi "one-on-one meeting" diharapkan dapat semakin meningkatkan minat investor Singapura yang akan berinvestasi di NTB.