Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan seluruh komponen bangsa harus ikut berperan serta dalam penanganan COVID-19 sebagai wujud bela negara.
"Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan setiap warga negara berhak dan wajib dalam upaya bela negara. Saat ini negara kita terancam oleh COVID-19 yang tidak terlihat. Korban sudah banyak," kata Doni dalam bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Doni mengatakan salah satu pejuang dalam penanganan COVID-19 adalah wartawan. Bila dulu para pejuang kemerdekaan berjuang dengan mengangkat senjata, kini para dokter berjuang merawat pasien COVID-19 dan para wartawan berjuang mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Karena meyakini peran serta penting wartawan dalam penanganan COVID-19, saat pertama kali ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, salah satu orang yang pertama kali dihubungi Doni untuk membantunya adalah wartawan senior Suryopratomo, yang akrab disapa Tomi.
"Penanganan COVID-19 tidak bisa lepas dari dukungan media. Saya kenal Pak Tomi sejak 2008. Saya hubungi dan bersedia membantu. Alhamdulillah, komunikasi publik satgas berjalan dengan baik, itu tidak lepas dari kerja keras Pak Tomi yang berkomunikasi dengan media dan jurnalis," tuturnya.
Menurut Doni, komunikasi, sosialisasi, dan peran serta media dalam penanganan COVID-19 sangat strategis. Apalagi, sejumlah survei juga menyebutkan bahwa 63 persen sosialisasi ada di tangan media.
Sementara itu, Tomi mengatakan pendekatan berbeda terhadap media mulai dilakukan Doni sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 sejak Juli 2020 dengan mengajak wartawan menjadi bagian dari kampanye besar untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.
"Sejak Oktober, sudah ada kolaborasi media dengan satuan tugas yang menjadi bagian dari pentaheliks untuk bersama-sama mencari jalan untuk menangani COVID-19," katanya.
#satgascovid19 #ingatpesanibupakaimasker #cucitangan #jagajarak
"Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan setiap warga negara berhak dan wajib dalam upaya bela negara. Saat ini negara kita terancam oleh COVID-19 yang tidak terlihat. Korban sudah banyak," kata Doni dalam bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Doni mengatakan salah satu pejuang dalam penanganan COVID-19 adalah wartawan. Bila dulu para pejuang kemerdekaan berjuang dengan mengangkat senjata, kini para dokter berjuang merawat pasien COVID-19 dan para wartawan berjuang mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Karena meyakini peran serta penting wartawan dalam penanganan COVID-19, saat pertama kali ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, salah satu orang yang pertama kali dihubungi Doni untuk membantunya adalah wartawan senior Suryopratomo, yang akrab disapa Tomi.
"Penanganan COVID-19 tidak bisa lepas dari dukungan media. Saya kenal Pak Tomi sejak 2008. Saya hubungi dan bersedia membantu. Alhamdulillah, komunikasi publik satgas berjalan dengan baik, itu tidak lepas dari kerja keras Pak Tomi yang berkomunikasi dengan media dan jurnalis," tuturnya.
Menurut Doni, komunikasi, sosialisasi, dan peran serta media dalam penanganan COVID-19 sangat strategis. Apalagi, sejumlah survei juga menyebutkan bahwa 63 persen sosialisasi ada di tangan media.
Sementara itu, Tomi mengatakan pendekatan berbeda terhadap media mulai dilakukan Doni sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 sejak Juli 2020 dengan mengajak wartawan menjadi bagian dari kampanye besar untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.
"Sejak Oktober, sudah ada kolaborasi media dengan satuan tugas yang menjadi bagian dari pentaheliks untuk bersama-sama mencari jalan untuk menangani COVID-19," katanya.
#satgascovid19 #ingatpesanibupakaimasker #cucitangan #jagajarak