Mataram (ANTARA) - Laskar Sasak memotori penguatan nilai-nilai tradisi budaya berupa "Karye Mesajik Mulud Adat" yang merupakan rangkaian aktivitas adat dilakukan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Sukadana Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Karye Mesajik Mulud Adat merupakan acara budaya yang telah berumur ratusan tahun yang diselenggarakan di Bale Beleq Sukadana yang acara intinya berupa penyucian sejumlah benda pusaka berupa keris, tombak, pedang dan Gong serta kentongan kayu yang sudah berumur tua.
Tetua Adat Sukadana, Lalu Mohammad Jupri, di Lombok Timur, Kamis, menegaskan acara Karye Mesajik Mulud Adat ini tidak diketahui secara pasti kapan mulainya, tetapi dipastikan bahwa tradisi penyucian pusaka serta seraupan air yang telah didoakan dalam proses penyucian pusaka itu telah dipertahankan keberlangsungannya hingga saat ini.
“Karye Mesajik Mulud Adat dipastikan dilaksanakan pada rangkaian peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Hari pelaksanaannya ada 2 yaitu Senin dan Kamis, bila maulid jatuh pada Jumat, Sabtu atau Minggu maka Mesajik dilakukan hari Senin, sebaliknya bila maulid jatuh pada Selasa dan Rabu akan dilaksanakan pada Kamis,” kata Lalu M. Jupri disela-sela rangkaian acara Karye Mesajik Mulud Adat di Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Lebih jauh sejumlah rangkaian aktivitas adat dan budaya yang dibalut nilai-nilai Islami itu telah dimulai pada Rabu malam (28/10) berupa pembacaan naskah lontar serta puji-pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW, berkeliling di kawasan Gedeng Santana atau Bale Beleq serta pembuatan minyak kelapa yang diperas secara mandiri.
Aktivitas itu dilanjutkan hingga Kamis (29/10) berupa penyembelihan 251 ekor ayam dan satu ekor kambing sumbangan Laskar Sasak untuk disajikan dan dimakan di mana makanan tersebut sebelumnya didoakan bersama.
Acara puncak berupa penyucian sejumlah benda pusaka yang terdiri atas Keris Pusaka Batutulis, Keris Prayan, Pedang Pusaka Batu Dendeng, Tombak Pusaka serta Gong dan Kentungan Kayu.
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wahyudi Adi Siswanto yang juga merupakan Pembina Laskar Sasak mengatakan bahwa semua acara tradisi budaya ritual seperti
Karye Mesajik Mulud Adat merupakan upaya membangun kembali rasa hormat terhadap pendahulu yang dikenal sebagai leluhur karena mereka telah mewariskan nilai dan tradisi luhur.
Wahyudi menyatakan hanya nilai-nilai adat dan budaya yang bisa mengikat rasa kebangsaan kita.
“Sesungguhnya kebudayaan adalah hal yang mengikat kebangsaan. Ikatan emosional yang terbangun dari rasa hormat kepada leluhur itu harus tetap kita perkuat dan dilestarikan secara lebih baik lagi. Rasa hormat inilah yang akan mengikat rasa kebangsaan kita,” kata Wahyudi yang juga pembina Laskar Sasak pada kesempatan sama.
Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin menyatakan bahwa pihaknya sebagai kumpulan para pemuda asli pulau Lombok sudah semestinya berkomitmen untuk selalu menjaga tradisi dan budaya yang sudah turun temurun seperti menjaga kelestarian dan kesinambungan pelaksanaan Karye Mesajik Mulud Adat.
“Pembangunan di pulau Lombok saat ini sangat luar biasa dalam kontek program Lombok Mercusuar, meski demikian masyarakat Lombok khususnya yang dimotori Laskar Sasak harus tetap menjaga tradisi dan budaya-adatnya agar selalu lestari. Modernisasi tidak bisa dibendung tetapi komitmen melestarikan budaya harus tetap diperkuat. Butuh komitmen semua pihak,” kata Lalu Taha.
Karye Mesajik Mulud Adat merupakan acara budaya yang telah berumur ratusan tahun yang diselenggarakan di Bale Beleq Sukadana yang acara intinya berupa penyucian sejumlah benda pusaka berupa keris, tombak, pedang dan Gong serta kentongan kayu yang sudah berumur tua.
Tetua Adat Sukadana, Lalu Mohammad Jupri, di Lombok Timur, Kamis, menegaskan acara Karye Mesajik Mulud Adat ini tidak diketahui secara pasti kapan mulainya, tetapi dipastikan bahwa tradisi penyucian pusaka serta seraupan air yang telah didoakan dalam proses penyucian pusaka itu telah dipertahankan keberlangsungannya hingga saat ini.
“Karye Mesajik Mulud Adat dipastikan dilaksanakan pada rangkaian peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Hari pelaksanaannya ada 2 yaitu Senin dan Kamis, bila maulid jatuh pada Jumat, Sabtu atau Minggu maka Mesajik dilakukan hari Senin, sebaliknya bila maulid jatuh pada Selasa dan Rabu akan dilaksanakan pada Kamis,” kata Lalu M. Jupri disela-sela rangkaian acara Karye Mesajik Mulud Adat di Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Lebih jauh sejumlah rangkaian aktivitas adat dan budaya yang dibalut nilai-nilai Islami itu telah dimulai pada Rabu malam (28/10) berupa pembacaan naskah lontar serta puji-pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW, berkeliling di kawasan Gedeng Santana atau Bale Beleq serta pembuatan minyak kelapa yang diperas secara mandiri.
Aktivitas itu dilanjutkan hingga Kamis (29/10) berupa penyembelihan 251 ekor ayam dan satu ekor kambing sumbangan Laskar Sasak untuk disajikan dan dimakan di mana makanan tersebut sebelumnya didoakan bersama.
Acara puncak berupa penyucian sejumlah benda pusaka yang terdiri atas Keris Pusaka Batutulis, Keris Prayan, Pedang Pusaka Batu Dendeng, Tombak Pusaka serta Gong dan Kentungan Kayu.
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wahyudi Adi Siswanto yang juga merupakan Pembina Laskar Sasak mengatakan bahwa semua acara tradisi budaya ritual seperti
Karye Mesajik Mulud Adat merupakan upaya membangun kembali rasa hormat terhadap pendahulu yang dikenal sebagai leluhur karena mereka telah mewariskan nilai dan tradisi luhur.
Wahyudi menyatakan hanya nilai-nilai adat dan budaya yang bisa mengikat rasa kebangsaan kita.
“Sesungguhnya kebudayaan adalah hal yang mengikat kebangsaan. Ikatan emosional yang terbangun dari rasa hormat kepada leluhur itu harus tetap kita perkuat dan dilestarikan secara lebih baik lagi. Rasa hormat inilah yang akan mengikat rasa kebangsaan kita,” kata Wahyudi yang juga pembina Laskar Sasak pada kesempatan sama.
Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin menyatakan bahwa pihaknya sebagai kumpulan para pemuda asli pulau Lombok sudah semestinya berkomitmen untuk selalu menjaga tradisi dan budaya yang sudah turun temurun seperti menjaga kelestarian dan kesinambungan pelaksanaan Karye Mesajik Mulud Adat.
“Pembangunan di pulau Lombok saat ini sangat luar biasa dalam kontek program Lombok Mercusuar, meski demikian masyarakat Lombok khususnya yang dimotori Laskar Sasak harus tetap menjaga tradisi dan budaya-adatnya agar selalu lestari. Modernisasi tidak bisa dibendung tetapi komitmen melestarikan budaya harus tetap diperkuat. Butuh komitmen semua pihak,” kata Lalu Taha.