Mataram (ANTARA) - Harga ayam broiler di Kota Mataram mengalami kenaikan hingga Rp10 ribu per kilogram dalam dua bulan terakhir akibat pasokan dari peternak berkurang.
Pedagang ayam di Pasar Kebon Roek, Aini, mengatakan harga ayam terus meningkat meski biaya transportasi distribusi tetap stabil.
"Sudah sekitar dua bulan harga ayam naik bisa sampai Rp.10 ribu. Kalau ongkos transportasi tidak ada perubahan, masalahnya karena ayamnya yang langka," ungkapnya saat ditemui di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Meski harga naik, Aini menyebut jumlah pembelian tetap stabil karena bertepatan dengan momentum perayaan Maulid Nabi yang membuat permintaan ayam tetap tinggi.
Baca juga: Disdag koordinasi atasi kenaikan harga daging ayam di Mataram
Data Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat harga daging ayam ras di sejumlah pasar di Pulau Lombok naik dari Rp36 ribu menjadi Rp39 ribu per kilogram menjelang perayaan Maulid Nabi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata harga daging ayam ras secara nasional pada Juni 2025 mencapai Rp36.223 per kilogram atau naik 1,08 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kementerian Pertanian sebelumnya menetapkan harga acuan ayam ras hidup nasional sebesar Rp18 ribu per kilogram sebagai upaya menjaga stabilitas pasar.
Adapun sistem pemantauan harga kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga daging ayam ras berada pada kisaran Rp39.200 per kilogram.
Baca juga: Distan Kota Mataram dorong peternak ayam gunakan pakan mandiri
Baca juga: Harga ayam di Mataram mencapai Rp42.000 per Kg
Baca juga: Disdag Mataram sebut harga daging sapi naik
Baca juga: Harga cabai dan daging ayam di Mataram turun
