Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Satgas COVID-19 dan organisasi perangkat daerah terkait mengadapi rencana dimulainya proses belajar mengajar tatap muka di masa pandemi COVID-19.
"Rakor djadwalkan Rabu (6/1) untuk mengambil keputusan apakah PBM tatap muka bisa dilaksanakan dalam waktu dekat atau menunggu sampai perkembangan COVID-19 membaik lagi," kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Senin.
Dikatakan, rakor tersebut dinilai penting guna mendengar masukan, mencari solusi serta mengambil langkah persiapan terhadap rencana PBM tatap muka untuk sekolah TK, SD dan SMP se-Kota Mataram.
"Dalam hal ini, kita sangat berhati-hati sebab tidak ingin ketika sekolah dibuka menimbulkan klaster baru. Apalagi yang akan menjadi korban adalah anak-anak," katanya.
Dari data Tim Gugus Tugas Penangan COVID-19 Kota Mataram pada Senin (4/1-2021) pukul 12.00 Wita, tercatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 1.440 orang, dalam perawatan 75 orang, sembuh 1.271 orang dan 97 orang meninggal dunia.
"Dari data itu, kita bisa melihat tren peningkatan terjadi pada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Bahkan jumlah pasien yang dirawat meningkat signifikan, dari awalnya hanya belasan kini menjadi 75 orang," katanya.
Bahkah, lanjut wali kota, status Kota Mataram yang sebelumnya sudah menjadi zona kuning (risiko ringan) COVID-19, kini naik lagi menjadi zona oranye (risiko sedang) COVID-19.
"Kondisi tren peningkatan itu harus diwaspadai dan berhati-hati, meskipun dari hasil evaluasi pasien yang terkonfirmasi positif rata-rata dari mereka yang sudah melakukan perjalanan ke luar daerah," katanya.
Oleh karena itu, wali kota mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19, melalui gerakan 3M yakni masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Rakor djadwalkan Rabu (6/1) untuk mengambil keputusan apakah PBM tatap muka bisa dilaksanakan dalam waktu dekat atau menunggu sampai perkembangan COVID-19 membaik lagi," kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Senin.
Dikatakan, rakor tersebut dinilai penting guna mendengar masukan, mencari solusi serta mengambil langkah persiapan terhadap rencana PBM tatap muka untuk sekolah TK, SD dan SMP se-Kota Mataram.
"Dalam hal ini, kita sangat berhati-hati sebab tidak ingin ketika sekolah dibuka menimbulkan klaster baru. Apalagi yang akan menjadi korban adalah anak-anak," katanya.
Dari data Tim Gugus Tugas Penangan COVID-19 Kota Mataram pada Senin (4/1-2021) pukul 12.00 Wita, tercatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 1.440 orang, dalam perawatan 75 orang, sembuh 1.271 orang dan 97 orang meninggal dunia.
"Dari data itu, kita bisa melihat tren peningkatan terjadi pada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Bahkan jumlah pasien yang dirawat meningkat signifikan, dari awalnya hanya belasan kini menjadi 75 orang," katanya.
Bahkah, lanjut wali kota, status Kota Mataram yang sebelumnya sudah menjadi zona kuning (risiko ringan) COVID-19, kini naik lagi menjadi zona oranye (risiko sedang) COVID-19.
"Kondisi tren peningkatan itu harus diwaspadai dan berhati-hati, meskipun dari hasil evaluasi pasien yang terkonfirmasi positif rata-rata dari mereka yang sudah melakukan perjalanan ke luar daerah," katanya.
Oleh karena itu, wali kota mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19, melalui gerakan 3M yakni masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.