Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat mengirim beras sebanyak 1.700 ton ke Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian dari program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium di seluruh wilayah Indonesia.
"Sebanyak 1.700 ton beras tersebut sudah dikirim menggunakan satu kontainer melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat kemarin," kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan pengiriman beras ke NTT tersebut merupakan yang pertama pada 2021. Beras yang dikirim merupakan hasil pembelian dari petani lokal dan disimpan di gudang Cakranegara 1 Kota Mataram yang merupakan salah satu aset Bulog.
Pengiriman beras ke provinsi tetangga NTB di wilayah timur tersebut juga bagian dari rencana pengiriman beras ke sejumlah provinsi di Indonesia, untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium sebanyak 60 ribu ton pada 2021.
"Rencana tahun ini, Bulog NTB akan mengirim beras ke Bali, NTT, Jakarta, Sumatera Utara, sama seperti tahun sebelumnya. Itu daerah-daerah yang defisit beras," ujarnya.
Menurut dia, rencana pengiriman beras NTB ke luar daerah sebanyak 60 ribu ton pada 2021 tidak akan mengganggu ketersediaan untuk kebutuhan dalam daerah. Sebab, serapan gabah kering giling ditargetkan sebanyak 180 ribu ton atau 120 ribu ton setara beras.
Sementara kebutuhan untuk program KPSH di NTB, mencapai 40 ribu ton per tahun, sehingga masih ada sisa stok sebanyak 20 ribu ton. Sisa stok yang masih relatif banyak tersebut juga dijadikan sebagai cadangan beras pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
"Cadangan beras Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 200 ton, sedangkan cadangan beras untuk 10 kabupaten/kota di NTB, masing-masing 100 ton. Itu bisa dikeluarkan ketika terjadi bencana," ucap Abdul.
Ia juga optimis target serapan gabah kering giling atau beras pada 2021 akan tercapai dengan syarat hasil produksi dan panen bagus pada musim tanam tahun ini. Begitu juga dengan sinergi antara Bulog NTB dengan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah NTB.
"Sebanyak 1.700 ton beras tersebut sudah dikirim menggunakan satu kontainer melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat kemarin," kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan pengiriman beras ke NTT tersebut merupakan yang pertama pada 2021. Beras yang dikirim merupakan hasil pembelian dari petani lokal dan disimpan di gudang Cakranegara 1 Kota Mataram yang merupakan salah satu aset Bulog.
Pengiriman beras ke provinsi tetangga NTB di wilayah timur tersebut juga bagian dari rencana pengiriman beras ke sejumlah provinsi di Indonesia, untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium sebanyak 60 ribu ton pada 2021.
"Rencana tahun ini, Bulog NTB akan mengirim beras ke Bali, NTT, Jakarta, Sumatera Utara, sama seperti tahun sebelumnya. Itu daerah-daerah yang defisit beras," ujarnya.
Menurut dia, rencana pengiriman beras NTB ke luar daerah sebanyak 60 ribu ton pada 2021 tidak akan mengganggu ketersediaan untuk kebutuhan dalam daerah. Sebab, serapan gabah kering giling ditargetkan sebanyak 180 ribu ton atau 120 ribu ton setara beras.
Sementara kebutuhan untuk program KPSH di NTB, mencapai 40 ribu ton per tahun, sehingga masih ada sisa stok sebanyak 20 ribu ton. Sisa stok yang masih relatif banyak tersebut juga dijadikan sebagai cadangan beras pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
"Cadangan beras Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 200 ton, sedangkan cadangan beras untuk 10 kabupaten/kota di NTB, masing-masing 100 ton. Itu bisa dikeluarkan ketika terjadi bencana," ucap Abdul.
Ia juga optimis target serapan gabah kering giling atau beras pada 2021 akan tercapai dengan syarat hasil produksi dan panen bagus pada musim tanam tahun ini. Begitu juga dengan sinergi antara Bulog NTB dengan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah NTB.