Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) telah menambah saluran udara tegangan menengah (SUTM) sepanjang 288,90 kilometer sircuit (kms) pada 2020 untuk menunjang keandalan pelayanan kepada 1,58 juta pelanggan di Nusa Tenggara Barat.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran, di Mataram, Jumat, mengatakan selain SUTM, pihaknya juga sudah menyelesaikan pembangunan saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) sepanjang 2,40 kms, dan saluran udara tegangan rendah (SUTR), dan 239 unit gardu distribusi pada 2020.
"Kami terus berupaya membangun jaringan agar masyarakat dapat menikmati listrik setiap saat," katanya.
Pada 2019, panjang SUTM adalah 6.363,63 kms, SUTR 7.335,61 kms, dan jumlah gardu distribusi sebanyak 5.794 unit. Tahun 2020, aset PLN tersebut bertambah, yaitu SUTM menjadi 6.652,52 kms, SUTR sepanjang 7.335,61 kms, dan gardu distribusi 6.033 unit.
Selain penambahan aset transmisi dan jaringan, PLN NTB juga mengoperasikan pembangkit dengan total kapasitas 284,662 mega Watt (MW) untuk sistem kelistrikan Lombok, dan 154,8 MW untuk sistem kelistrikan Sumbawa pada 2020.
Pada sistem Lombok, beban puncak tertinggi pada 2020 terjadi pada 19 November 2020, yaitu sebesar 265,531 MW. Sedangkan untuk sistem Sumbawa, terjadi pada 12 November 2020, yaitu sebesar 116,5 MW.
"Meski sempat mengalami penurunan beban pada awal pandemi yang diakibatkan menurunnya tingkat aktivitas masyarakat karena berkegiatan di rumah, namun saat ini beban sudah berangsur normal. Tentu ini sinyal bagus yang menandakan ekonomi sudah mulai tumbuh," ujar Lasiran.
Pada 2021, pihaknya merencanakan pembangunan jaringan baru untuk melayani pasang baru pelanggan dan juga tambah daya. Selain itu, perencanaan jaringan baru juga dilaksanakan bertahap di beberapa lokasi yang belum memiliki akses listrik.
Melalui program listrik pedesaan, PLN juga terus berupaya untuk melistriki beberapa dusun yang saat ini belum mendapat suplai listrik dari PLN.
"Tantangan utama selain pandemi COVID-19, adalah akses jalan menuju ke lokasi. Karena lokasinya terpencil, jadi kami sulit untuk melakukan pengangkutan tiang, kabel dan peralatan lainnya. Oleh sebab itu, dukungan dari stakeholder pastinya akan sangat kami perlukan," kata Lasiran.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran, di Mataram, Jumat, mengatakan selain SUTM, pihaknya juga sudah menyelesaikan pembangunan saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) sepanjang 2,40 kms, dan saluran udara tegangan rendah (SUTR), dan 239 unit gardu distribusi pada 2020.
"Kami terus berupaya membangun jaringan agar masyarakat dapat menikmati listrik setiap saat," katanya.
Pada 2019, panjang SUTM adalah 6.363,63 kms, SUTR 7.335,61 kms, dan jumlah gardu distribusi sebanyak 5.794 unit. Tahun 2020, aset PLN tersebut bertambah, yaitu SUTM menjadi 6.652,52 kms, SUTR sepanjang 7.335,61 kms, dan gardu distribusi 6.033 unit.
Selain penambahan aset transmisi dan jaringan, PLN NTB juga mengoperasikan pembangkit dengan total kapasitas 284,662 mega Watt (MW) untuk sistem kelistrikan Lombok, dan 154,8 MW untuk sistem kelistrikan Sumbawa pada 2020.
Pada sistem Lombok, beban puncak tertinggi pada 2020 terjadi pada 19 November 2020, yaitu sebesar 265,531 MW. Sedangkan untuk sistem Sumbawa, terjadi pada 12 November 2020, yaitu sebesar 116,5 MW.
"Meski sempat mengalami penurunan beban pada awal pandemi yang diakibatkan menurunnya tingkat aktivitas masyarakat karena berkegiatan di rumah, namun saat ini beban sudah berangsur normal. Tentu ini sinyal bagus yang menandakan ekonomi sudah mulai tumbuh," ujar Lasiran.
Pada 2021, pihaknya merencanakan pembangunan jaringan baru untuk melayani pasang baru pelanggan dan juga tambah daya. Selain itu, perencanaan jaringan baru juga dilaksanakan bertahap di beberapa lokasi yang belum memiliki akses listrik.
Melalui program listrik pedesaan, PLN juga terus berupaya untuk melistriki beberapa dusun yang saat ini belum mendapat suplai listrik dari PLN.
"Tantangan utama selain pandemi COVID-19, adalah akses jalan menuju ke lokasi. Karena lokasinya terpencil, jadi kami sulit untuk melakukan pengangkutan tiang, kabel dan peralatan lainnya. Oleh sebab itu, dukungan dari stakeholder pastinya akan sangat kami perlukan," kata Lasiran.