Mataram, 24/1 (ANTARA) - Sekitar 100 orang warga Desa Meninting, Senin, sekitar pukul 08.00 WITA, merusak kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, karena dibangun di atas tanah pecatu desa.

         Ratusan warga tersebut memecahkan seluruh kaca jendela gedung Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang belum ditempati. Selain memecahkan kaca, warga juga memasukkan kaktus ke dalam seluruh ruangan.

         Setelah melakukan aksi perusahan, warga juga menyegel kantor tersebut dengan memaku bambu di seluruh jendela dan pintu. Mereka juga memasang spanduk dan mengecat papan nama kantor BPP dengan tulisan "kembalikan hak kami"
    Puluhan aparat keamanan dari Polsek Senggigi, dan satuan TNI AD, tampak kewalahan menghalau massa yang tampak beringas.

         Menurut informasi yang diperoleh di lokasi kejadian, aksi perusakan itu disebabkan Pemerintah Kabupaten  (Pemkab) Lombok Barat membangun gedung BPP tersebut di atas tanah pecatu desa yang luasnya 50 are.

         Pemkab Kabupaten Lombok Barat memberikan tanah pengganti di belakang gedung BPP tersebut, namun pada kenyataanya tanah  pengganti itu dijadikan lokasi pembangunan gedung SMK Pariwisata Batu Layar.

         Usai melakukan aksi perusakan gedung BPP Batu Layar, warga kemudian bergerak menuju kantor Desa Meninting, Kecamatan Batu Layar, yang letaknya sekitar 250 meter dari kantor BPP Batu Layar. Warga menyegel kantor desa tersebut dengan memasang pagar besi di pintu masuk.

         Sejumlah staf kantor desa yang berada di ruangan keluar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

         Menurut informasi warga melakukan penyegelan kantor desa tersebut karena tidak puas dengan hasil pemilihan kepala desa yang dimenangkan oleh Mahnan beberapa waktu lalu. Warga menduga dalam pemilihan kepala desa ada kecurangan.

         Ratusan warga kemudian bergerak lagi menuju Kantor Camat Batu Layar untuk mendesak camat menyelesaikan masalah tanah pecatu dan menyetop pembangunan gedung SMK Batu Layar karena dibangun di atas lahan sengketa.

         Namun, camat Batu Layar tidak berada di tempat, sehingga sejumlah perwakilan warga Desa Meninting hanya diterima oleh Sekretaris Camat Zainul Muttaqin.

         Usai berdialog dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Tingkat Kecamatan Batu Layar, H. Iskandar, koordinator aksi membacakan beberapa tuntutan yang intinya meminta Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, menyelesaikan persoalan sengketa tanah pecatu yang menjadi hak warga Desa Meninting dan membatalkan pelantikan kepala desa terpilih.

         "Pemerintah Kabupaten Lombok Barat harus bisa menyelesaikan masalah ini. Kami juga minta agar camat tidak melantik kepala desa terpilih karena Panitia Pemilihan dan Badan Perwakilan Desa sudah menginstruksikan agar diadakan pemilihan ulang," ujarnya.

         Usai membacakan tuntutan, ratusan warga membubarkan diri dengan tertib.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024