Zurich (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan imbauan bagi warga negara Indonesia untuk tidak berangkat ke Mesir dalam waktu dekat hingga kondisi di sana benar-benar aman.
"Saya terus ikuti perkembangan day by day kalau perlu jam per jam dan saya berharap untuk warga negara kita dikeluarkan semacam travel advise karena keadaan tidak aman," kata Presiden Yudhoyono di Hotel Radisson, kompleks Bandara Internasional Zurich, Swiss, Sabtu sore waktu setempat.
Menurut Kepala Negara telah ada 300 WNI yang terlanjur berangkat ke Mesir, namun semunya dipastikan dalam kondisi aman.
Mengingat situasi keamanan di Mesir yang tidak kondusif, Presiden juga meminta perwakilan Indonesia di Mesir memastikan keamanan WNI di Mesir serta menyiapkan rencana darurat apabila keadaan memburuk.
"Tadi pagi saya bicara dubes kita di Mesir AM Sachir, karena saya ingin warga kita diproteksi dan ... kalau keadaan memburuk bisa selamatkan," katanya.
Presiden mengatakan para WNI di Mesir yang kebanyakan adalah mahasiswa dalam keadaan baik.
"Saya instruksikan lebih baik tinggal di rumah apalagi berada di tempat-tempat tidak aman sesuai situasi sekarang ini," katanya.
Sementara itu sebelumnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo mengatakan, semua warga negara Indonesia yang berada di Mesir dalam keadaan baik-baik saja, meskipun aksi-aksi demonstrasi masih terjadi di beberapa tempat di Mesir dari Jumat sampai Sabtu dinihari.
Menurut keterangan KBRI, tempat-tempat permukiman warga negara Indonesia pada umumnya jauh dari lokasi-lokasi unjuk rasa, yang sebagian besar berlangsung di pusat-pusat kota dan tempat-tempat strategis.
Kendatipun demikian, KBRI Kairo telah memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada warga negara Indonesia, yang sebagian besar mahasiswa untuk selalu waspada terhadap situasi di Mesir.
Warga negara Indonesia di Mesir kini mencapai sekitar 5.000 orang, 4.000 di antaranya adalah mahasiswa.
Pihak KBRI Kairo juga menyediakan sambungan telepon khusus hotline dengan nomor 20227947200 dan 27947209 untuk melakukan kontak komunikasi dengan para warga negara Indonesia yang ada di sana.
Dalam beberapa hari terakhir di Mesir merebak huru-hara unjuk rasa para pemuda yang menuntut agar Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dan melakukan reformasi politik.
Aksi unjukrasa di Mesir ini diilhami oleh revolusi di Tunisia yang menyebabkan tergulingnya Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang kini melarikan diri ke Arab saudi setelah mendapat tekanan keras rakyat dalam aksi demo selama beberapa hari.
Sampai Sabtu situasi di Kairo masih rentan, aksi unjuk rasa sewaktu-waktu bisa muncul kembali, sementara itu semua saluran komunikasi termasuk telepon seluler, telepon rumah dan internet diblokir sehingga menyulitkan warga untuk melakukan komunikasi. (*)