Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu terus meningkat dan secara kumulatif kasus dari Januari 2021 hingga kini tercatat 170 orang, dua di antaranya meninggal dunia.

"Data terakhir, Selasa (23/2-2021) kasus DBD tercatat 66 orang, tapi sekarang sudah menjadi 170 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.

Namun demikian, Usman membantah lonjakan kasus DBD yang terjadi secara signifikan pada awal tahun ini karena pemerintah fokus melakukan penanganan pencegahan COVID-19.

"Ini terjadi karena faktor cuaca dan pola hidup sehat masyarakat, dan lonjakan kasus DBD tidak hanya di Mataram, tetapi juga terjadi di daerah lain," katanya.

Terkait dengan itu, Usman berharap selama musim pancaroba ini masyarakat bisa lebih aktif menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

Sementara pemerintah akan melakukan intrevensi dengan memberikan bubuk abate dan pelayanan pengasapan (fogging) fokus pada wilayah yang terdapat kasus DBD, dan sesuai permintaan.

"Untuk fogging memang hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya hanya bisa dimusnahkan dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya.

Menyinggung dua kasus meninggal akibat DBD, katanya, dipicu karena dua pasien itu terlambat dibawa ke rumah sakit. "Kondisi pasien saat tiba di rumah sakit sudah parah. Hari ini masuk, besoknya meninggal," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat ketika memiliki masalah kesehatan apalagi ada gelaja ke DBD seperti, mual dan muntah, demam tinggi, ruam, flu, dan nyeri agar segera berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

"Pelayanan kesehatan di 11 puskesmas itu sudah gratis, jadi masyarakat jangan ragu datang berobat agar bisa segera tertangani sebab setiap puskesmas sudah memiliki alat pemeriksaan DBD," katanya.

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024