Cilacap (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan larangan mudik merupakan upaya menyelamatkan diri sendiri, keluarga, dan bangsa Indonesia dari penularan COVID-19 serta menjadi bagian dari program Bela Negara.
"Kami berterima kasih, karena Pak Bupati (Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, red.) sudah mengajak warga terutama para orang tua untuk mengimbau anak-anak mereka yang ada di rantau, untuk jangan mudik dulu. Larangan mudik tolong dipertahankan, tolong dijaga, setelannya sudah pas kata Bapak Presiden (Presiden Joko Widodo, red.)," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Dia mengatakan hal itu kepada wartawan usai menanam bibit pohon palaka dan butun dalam rangka Gerakan Mitigasi Vegetasi Partisipatif Bencana - Penanaman Vegetasi Pantai Cemara Sewu, Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Cilacap.
Menurut dia, gas dan rem dalam penanganan COVID-19 sudah dilakukan dengan baik di seluruh daerah dan hal itu bukan kerja satu-dua pihak serta bukan kerja satu-dua instansi.
"Ini kerja keras bangsa kita. Oleh karenanya, ajakan dan imbauan Bapak Presiden untuk tidak mudik tahun ini, tolong diikuti dengan sukarela, jangan ada perasaan tertekan dan merasa ini (larangan mudik, red.) menghambat aktivitas silaturahmi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Oleh karena itu, kata dia, silaturahim diharapkan bisa dicarikan solusinya dengan cara melakukan silaturahim secara virtual.
Posko-posko di desa, lanjut dia, diharapkan bisa memberikan bantuan fasilitas komunikasi kepada warga yang mungkin secara ekonomi tidak mampu agar mereka tetap bisa melakukan silaturahim dengan saudaranya di perantauan.
"Kita harus mencari solusi, jangan aktivitas mobilisasi masyarakat kita biarkan tanpa kontrol. Dampak dari mobilisasi, mobilitas orang dalam libur panjang beberapa waktu yang lalu, sudah kita ketahui pasti diikuti dengan kasus aktif (COVID-19) harian," katanya.
Menurut dia, dampak mobilitas warga saat liburan panjang pasti akan diikuti dengan meningkatkan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Pasti nanti diikuti dengan korban kematian yang lebih banyak lagi, pasti akan diikuti korban para nakes (tenaga kesehatan), para dokter, perawat, yang akhirnya juga ikut gugur ketika merawat pasien," katanya.
Doni mengatakan semua pihak harus sadar bahwa upaya pemerintah meminta masyarakat untuk tidak mudik semata-mata demi keselamatan bersama.
Dia menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo kepada para menteri dan pejabat lainnya ketika berkunjung ke daerah untuk senantiasa mengingatkan masyarakat agar menjaga momentum kasus COVID-19 di Indonesia yang lumayan terkendali.
"Kami tidak mengatakan yang terbaik, tetapi lumayan terkendali dibandingkan dengan banyak negara yang sekarang kasus aktifnya luar biasa, angka kematian hariannya juga sangat banyak sekali," katanya
Oleh karenanya, kata dia, mencegah keluarga untuk mudik sementara waktu, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri, semata-mata demi menyelamatkan bangsa Indonesia.
"Selamatkan diri kita, selamatkan keluarga kita, dan kita juga selamatkan bangsa kita. Ini tidak terlepas dari bagian dari program Bela Negara," kata Doni.
"Kami berterima kasih, karena Pak Bupati (Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, red.) sudah mengajak warga terutama para orang tua untuk mengimbau anak-anak mereka yang ada di rantau, untuk jangan mudik dulu. Larangan mudik tolong dipertahankan, tolong dijaga, setelannya sudah pas kata Bapak Presiden (Presiden Joko Widodo, red.)," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Dia mengatakan hal itu kepada wartawan usai menanam bibit pohon palaka dan butun dalam rangka Gerakan Mitigasi Vegetasi Partisipatif Bencana - Penanaman Vegetasi Pantai Cemara Sewu, Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Cilacap.
Menurut dia, gas dan rem dalam penanganan COVID-19 sudah dilakukan dengan baik di seluruh daerah dan hal itu bukan kerja satu-dua pihak serta bukan kerja satu-dua instansi.
"Ini kerja keras bangsa kita. Oleh karenanya, ajakan dan imbauan Bapak Presiden untuk tidak mudik tahun ini, tolong diikuti dengan sukarela, jangan ada perasaan tertekan dan merasa ini (larangan mudik, red.) menghambat aktivitas silaturahmi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Oleh karena itu, kata dia, silaturahim diharapkan bisa dicarikan solusinya dengan cara melakukan silaturahim secara virtual.
Posko-posko di desa, lanjut dia, diharapkan bisa memberikan bantuan fasilitas komunikasi kepada warga yang mungkin secara ekonomi tidak mampu agar mereka tetap bisa melakukan silaturahim dengan saudaranya di perantauan.
"Kita harus mencari solusi, jangan aktivitas mobilisasi masyarakat kita biarkan tanpa kontrol. Dampak dari mobilisasi, mobilitas orang dalam libur panjang beberapa waktu yang lalu, sudah kita ketahui pasti diikuti dengan kasus aktif (COVID-19) harian," katanya.
Menurut dia, dampak mobilitas warga saat liburan panjang pasti akan diikuti dengan meningkatkan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Pasti nanti diikuti dengan korban kematian yang lebih banyak lagi, pasti akan diikuti korban para nakes (tenaga kesehatan), para dokter, perawat, yang akhirnya juga ikut gugur ketika merawat pasien," katanya.
Doni mengatakan semua pihak harus sadar bahwa upaya pemerintah meminta masyarakat untuk tidak mudik semata-mata demi keselamatan bersama.
Dia menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo kepada para menteri dan pejabat lainnya ketika berkunjung ke daerah untuk senantiasa mengingatkan masyarakat agar menjaga momentum kasus COVID-19 di Indonesia yang lumayan terkendali.
"Kami tidak mengatakan yang terbaik, tetapi lumayan terkendali dibandingkan dengan banyak negara yang sekarang kasus aktifnya luar biasa, angka kematian hariannya juga sangat banyak sekali," katanya
Oleh karenanya, kata dia, mencegah keluarga untuk mudik sementara waktu, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri, semata-mata demi menyelamatkan bangsa Indonesia.
"Selamatkan diri kita, selamatkan keluarga kita, dan kita juga selamatkan bangsa kita. Ini tidak terlepas dari bagian dari program Bela Negara," kata Doni.