Mataram (ANTARA) - Wakil Wali (Wawali) Kota Mataram TGH Mujiburrahman mengingatkan masyarakat untuk tidak "panic buying" atau membeli kebutuhan pokok secara berlebihan menjelang Lebaran 2021, sehingga memicu terjadinya kenaikan harga di pasaran.
"Panic buying dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntuntungan berlipat," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.
Wawali Kota Mataram yang ditemui seusai mengikuti rapat inflasi dengan jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, mengatakan, berdasarkan informasi stok kebutuhan pokok dan harga dari para anggota TPID menyebutkan, masih aman dan harga relatif stabil.
"Bulog menyebutkan stok beras kita aman hingga beberapa bulan ke depan, begitu juga dengan komoditas pertanian lainya. Yang perlu dipantau adalah kelancaran distribusi agar tidak memicu kenaikan harga," katanya.
Karenanya, dalam hal ini Dinas Perhubungan sudah diminta untuk mengawal kelancaran distribusi kebutuhan pokok, terutama saat dilakukan penutupan pelabuhan dan pintu masuk lainnya terkait dengan larangan mudik.
"Kita harapkan, untuk pendistribusian kebutuhan pokok bisa tetap diberikan izin agar tidak terjadi kekurangan stok," katanya.
Di sisi lain, untuk mengetahui secara pasti terhadap kondisi stok kebutuhan pokok dan harga, jajaran TPID langsung turun ke Pasar Mandalika dan kondisinya rata-rata masih normal, bahkan ada juga komoditi yang mengalami penurunan.
Seperti cabai rawit turun dari Rp60.000 per kilogram menjadi Rp55.000 per kilogram, begitu juga dengan harga cabai merah besar dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram.
Untuk bawang putih dan bawang merah harganya masih stabil yakni Rp23.000 per kilogram bawang merah dan Rp24.000 per kilogram untuk bawang putih, sedangkan tomat Rp10.000 per kilogram.
Sementara harga beras juga masih stabil yakni Rp8.500 per kilogram untuk kualitas medium dan Rp10.000 per kilogram untuk kualitas premium. Daging sapi murni juga harganya masih normal yakni Rp125 ribu per kilogram, sedangkan daging ayam broiler naik sedikit dari Rp42.000 per kilogram, menjadi Rp43.000 per kilogram.
"Panic buying dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntuntungan berlipat," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.
Wawali Kota Mataram yang ditemui seusai mengikuti rapat inflasi dengan jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, mengatakan, berdasarkan informasi stok kebutuhan pokok dan harga dari para anggota TPID menyebutkan, masih aman dan harga relatif stabil.
"Bulog menyebutkan stok beras kita aman hingga beberapa bulan ke depan, begitu juga dengan komoditas pertanian lainya. Yang perlu dipantau adalah kelancaran distribusi agar tidak memicu kenaikan harga," katanya.
Karenanya, dalam hal ini Dinas Perhubungan sudah diminta untuk mengawal kelancaran distribusi kebutuhan pokok, terutama saat dilakukan penutupan pelabuhan dan pintu masuk lainnya terkait dengan larangan mudik.
"Kita harapkan, untuk pendistribusian kebutuhan pokok bisa tetap diberikan izin agar tidak terjadi kekurangan stok," katanya.
Di sisi lain, untuk mengetahui secara pasti terhadap kondisi stok kebutuhan pokok dan harga, jajaran TPID langsung turun ke Pasar Mandalika dan kondisinya rata-rata masih normal, bahkan ada juga komoditi yang mengalami penurunan.
Seperti cabai rawit turun dari Rp60.000 per kilogram menjadi Rp55.000 per kilogram, begitu juga dengan harga cabai merah besar dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram.
Untuk bawang putih dan bawang merah harganya masih stabil yakni Rp23.000 per kilogram bawang merah dan Rp24.000 per kilogram untuk bawang putih, sedangkan tomat Rp10.000 per kilogram.
Sementara harga beras juga masih stabil yakni Rp8.500 per kilogram untuk kualitas medium dan Rp10.000 per kilogram untuk kualitas premium. Daging sapi murni juga harganya masih normal yakni Rp125 ribu per kilogram, sedangkan daging ayam broiler naik sedikit dari Rp42.000 per kilogram, menjadi Rp43.000 per kilogram.