London (ANTARA) - Kelompok Save the Children memperingatkan, Senin, bahwa sebanyak 100.000 anak telah terlantar setelah terjadi gempa dan tsunami yang telah merusak sebagian besar pantai di bagian timur laut Jepang.
Stephen McDonald, yang memimpin upaya tanggap darurat atas bencana dari yayasan amal Inggris itu, mengatakan, "Kami sangat khawatir bahwa sebanyak 100.000 anak telah terlantar karena gempa dan tsunami Jumat lalu itu."
"Rumah mereka mungkin telah hancur dan banyak dari mereka akan berlindung di pusat-pusat evakuasi yang penuh sesak."
"Kami hanya dapat membayangkan bagaimana pengalaman yang menakutkan dari beberapa hari terakhir ini akan mendera mereka."
"Ada juga risiko bahwa beberapa dari mereka akan menjadi terpisah dari orang tua dan anggota-anggota keluarga mereka karena bencana itu."
Gempa berkekuatann 9,0 SR itu -- yang terbesar dalam sejarah Jepang -- menghantam lepas pantai pulau penting negara itu, Honshu, Jumat (11/3), memicu gelombang tsunami 33 kaki (10 meter) yang menghanyutkan rumah, jalan, mobil setelah menghempas ke garis pantai Pasifik. (*)
Stephen McDonald, yang memimpin upaya tanggap darurat atas bencana dari yayasan amal Inggris itu, mengatakan, "Kami sangat khawatir bahwa sebanyak 100.000 anak telah terlantar karena gempa dan tsunami Jumat lalu itu."
"Rumah mereka mungkin telah hancur dan banyak dari mereka akan berlindung di pusat-pusat evakuasi yang penuh sesak."
"Kami hanya dapat membayangkan bagaimana pengalaman yang menakutkan dari beberapa hari terakhir ini akan mendera mereka."
"Ada juga risiko bahwa beberapa dari mereka akan menjadi terpisah dari orang tua dan anggota-anggota keluarga mereka karena bencana itu."
Gempa berkekuatann 9,0 SR itu -- yang terbesar dalam sejarah Jepang -- menghantam lepas pantai pulau penting negara itu, Honshu, Jumat (11/3), memicu gelombang tsunami 33 kaki (10 meter) yang menghanyutkan rumah, jalan, mobil setelah menghempas ke garis pantai Pasifik. (*)