Mataram, 22/3 (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, H Marzuki Sahaz mengatakan persediaan makanan untuk kebutuhan saat bencana alam terancam kedaluwarsa karena terlalu lama disimpan.
"Kami khawatir 'buffer stok' untuk kebutuhan penanganan bencana alam kedaluwarsa karena terlalu lama di simpan. Beberapa jenis makanan sudah sekitar empat bulan menumpuk di gudang. Kalau tidak disalurkan bisa rusak," katanya di Mataram, Selasa.
Ia enggan menyebutkan nilai dan jumlah makanan yang tersedia di gudang untuk memenuhi kebutuhan pangan saat terjadi bencana alam.
Jenis produk pangan yang tersedia seperti sarden, mi instan dan kecap, di samping beras sebanyak lima ton dan beberapa lembar selimut.
Marzuki mengaku, dari beberapa jenis barang tersebut, sebagiannya sudah ada yang kedaluwarsa, sehingga harus dimusnahkan karena tidak bisa dikonsumsi lagi. Pemusnahan tersebut sudah dilaporkan ke kepala daerah dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selaku pihak yang memberikan bantuan.
"Sarden, mi instan dan kecap 'buffer stoc' sisa tahun lalu sudah ada yang kami musnahkan karena tidak mungkin dibagikan pada warga karena sudah tidak aman untuk dikonsumsi," ujarnya.
Sementara untuk menyelamatkan persediaan makanan yang belum kedaluarsa, kata dia, pihaknya akan membagikannya kepada 16 panti asuhan yang ada di Kota Mataram.
Masing-masing panti asuhan akan diberikan satu paket produk makanan yang terdiri dari mi instan, sarden dan kecap.
Pembagian makanan yang berasal dari cadangan makanan untuk keperluan bencana alam tersebut sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap warganya yang kurang mampu, di samping menyelamatkan makanan tersebut agar tidak menjadi barang sia-sia.
Penyaluran bantuan makanan tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat, mengingat kondisi makanan tersebut sudah lama di dalam gudang.
"Kami akan menyalurkannya dalam minggu ini. Makanan itu masih layak konsumsi. Kami tidak mungkin akan menyalurkan kalau sudah kedaluwarsa," ujarnya.
Ia mengatakan, cadangan pangan yang diberikan kepada panti asuhan itu akan dilaporkan kepada kepala daerah dan Pemerintah Provinsi NTB, sehingga ada upaya menyediakan kembali cadangan pangan untuk keperluan darurat.(*)