Mataram (ANTARA) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Menang H Lalu Ahmad Zaini mengatakan, pembangunan Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, bisa menambah sumber pasokan air baku untuk air minum di daerah ini.
"Jika pembangunan Bendungan Meninting yang ditargetkan rampung tahun 2022 terealisasi, otomatis akan menjadi sumber pasokan air baku 150 liter per detik untuk air minum," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Senin.
Zaini yang ditemui di sela kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDAM Giri Menang Mataram ke-41 mengatakan, Bendungan Meniting akan menyelesaikan urusan kekurangan air khususnya di wilayah Lombok Barat bagian utara, dan sebagian wilayah Kota Mataram.
"Jadi nanti kebutuhan air untuk wilayah Gunung Sari, Batulayar, Ampenan, dan Rembiga, akan terselesaikan dengan beroperasionalnya Bendungan Meninting. Sedangkan air yang sekarang masuk ke wilayah itu, kita alihkan ke wilayah tengah," katanya.
Sementara untuk wilayah Lombok Barat bagian selatan, pihaknya sudah menyiapkan rencana untuk pengolahan air Sungai Dodokan di wilayah Gerung, Lombok Barat.
Rencananya, kata Zaini menjabat sebagai Dirut PDAM Giri Menang sejak 6 Januari 2011, hasil pengolahan air Sungai Dodokan sebagian airnya akan disalurkan ke wilayah Sekotong dengan menggunakan pompa.
Pasalnya, dengan adanya kegiatan intrenasional MotoGP, pariwisata di Sekotong akan berkembang dengan pesat, tentu yang akan menjadi kendala utama adalah masalah air.
"Karena itulah, kami siapkan langkah antisipasi dengan pengolahan air Sungai Dodokan. Meskipun, rencana itu masih beberapa tahun ke depan, sebab saat ini kita masih fokus ke Bendungan Meninting," katanya.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Meniting sekaligus dengan kontrak sarana perpipaan sampai di wilayah Penimbung. Bahkan, pihaknya telah membebaskan lahan seluas 1,5 hetare sebagai lokasi operasional.
Sementara menyinggung tentang pembangunan sumur bor, Zaini mengatakan, pembangunan sumur bor sifatnya insidental untuk memenuhi kekurangan air pada wilayah-wilayah tertentu seperti di wilayah Babakan dan sekitarnya.
"Untuk saat ini, kita memiliki sekitar 30 titik sumur bor baik di wilayah Kota Mataram maupun di wilayah Kabupaten Lombok Barat," katanya.
Ia mengakui, tantangan PDAM Giri Menang ke depan adalah bagaimana pemerintah siapkan air yang layak bagi masyarakat, di tengah kondisi alam dengan luasan hutan semakin berkurang dan memprihatinkan dari waktu ke waktu.
"Sementara kita berada di daerah sangat rentan terhadap perubahan iklim. Karena itu, Bendungan Meninting dan rencana pengolahan air Sungai Dodokan sebagai langkah upaya antisipasi menjawab tantangan tersebut," katanya.
"Jika pembangunan Bendungan Meninting yang ditargetkan rampung tahun 2022 terealisasi, otomatis akan menjadi sumber pasokan air baku 150 liter per detik untuk air minum," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Senin.
Zaini yang ditemui di sela kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDAM Giri Menang Mataram ke-41 mengatakan, Bendungan Meniting akan menyelesaikan urusan kekurangan air khususnya di wilayah Lombok Barat bagian utara, dan sebagian wilayah Kota Mataram.
"Jadi nanti kebutuhan air untuk wilayah Gunung Sari, Batulayar, Ampenan, dan Rembiga, akan terselesaikan dengan beroperasionalnya Bendungan Meninting. Sedangkan air yang sekarang masuk ke wilayah itu, kita alihkan ke wilayah tengah," katanya.
Sementara untuk wilayah Lombok Barat bagian selatan, pihaknya sudah menyiapkan rencana untuk pengolahan air Sungai Dodokan di wilayah Gerung, Lombok Barat.
Rencananya, kata Zaini menjabat sebagai Dirut PDAM Giri Menang sejak 6 Januari 2011, hasil pengolahan air Sungai Dodokan sebagian airnya akan disalurkan ke wilayah Sekotong dengan menggunakan pompa.
Pasalnya, dengan adanya kegiatan intrenasional MotoGP, pariwisata di Sekotong akan berkembang dengan pesat, tentu yang akan menjadi kendala utama adalah masalah air.
"Karena itulah, kami siapkan langkah antisipasi dengan pengolahan air Sungai Dodokan. Meskipun, rencana itu masih beberapa tahun ke depan, sebab saat ini kita masih fokus ke Bendungan Meninting," katanya.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Meniting sekaligus dengan kontrak sarana perpipaan sampai di wilayah Penimbung. Bahkan, pihaknya telah membebaskan lahan seluas 1,5 hetare sebagai lokasi operasional.
Sementara menyinggung tentang pembangunan sumur bor, Zaini mengatakan, pembangunan sumur bor sifatnya insidental untuk memenuhi kekurangan air pada wilayah-wilayah tertentu seperti di wilayah Babakan dan sekitarnya.
"Untuk saat ini, kita memiliki sekitar 30 titik sumur bor baik di wilayah Kota Mataram maupun di wilayah Kabupaten Lombok Barat," katanya.
Ia mengakui, tantangan PDAM Giri Menang ke depan adalah bagaimana pemerintah siapkan air yang layak bagi masyarakat, di tengah kondisi alam dengan luasan hutan semakin berkurang dan memprihatinkan dari waktu ke waktu.
"Sementara kita berada di daerah sangat rentan terhadap perubahan iklim. Karena itu, Bendungan Meninting dan rencana pengolahan air Sungai Dodokan sebagai langkah upaya antisipasi menjawab tantangan tersebut," katanya.