Unram-Brida kembangkan pakan ternak kaya nutrisi di NTB

id universitas mataram,unram,brida ntb,daun kelor,kandungan nutrisi kelor,kelor sumber protein,pakan ternak,hilirisasi jagu

Unram-Brida kembangkan pakan ternak kaya nutrisi di NTB

Kepala Brida NTB I Gede Putu Aryadi saat menemani Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menerima kunjungan Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (Unram) Rahmat Sabani di Mataram, Selasa (6/5/2025). ANTARA/Brida NTB

Mataram (ANTARA) - Universitas Mataram (Unram) bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Brida NTB) berkolaborasi untuk mengembangkan pakan ternak berbahan jagung yang kaya kandungan nutrisi.

Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Unram Rahmat Sabani mengatakan daun kelor dapat menjadi sumber protein untuk pakan ternak tersebut

"Daun kelor sebagai adiktif untuk menghasilkan sumber protein, menghasilkan pakan yang nanti dicampur dengan jagung," ujarnya dalam pernyataan di Mataram, Rabu.

Rahmat menuturkan daun kelor menjadi alternatif sumber protein yang bisa menggantikan material adiktif impor bungkil kedelai untuk menghasilkan pakan kaya nutrisi.

Penelitian yang dilakukan Universitas Mataram terhadap penambahan tepung daun kelor ke dalam pakan ternak terbukti mampu meningkatkan konsumsi pakan dan bobot badan ayam broiler.

Baca juga: Unram dukung hilirisasi komoditas aren di NTB

Tanaman kelor yang bernama latin Moringa oleifera merupakan tumbuhan yang diyakini berasal dari kaki bukit Himalaya meliputi Pakistan, India, Nepal, dan Bangladesh.

Sebuah analisa yang pernah dilakukan oleh ilmuwan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan kelor seberat 100 gram memiliki kandungan kalsium sebanyak 3.000 miligram. Jumlah kalsium kelor 21 kali lipat lebih tinggi ketimbang kalsium susu sapi.

Sedangkan, kandungan protein yang dimiliki kelor sekitar 24-34 persen atau setara kandungan protein yang ada pada kacang-kacangan. Kandungan protein kelor hampir mendekati kandungan protein kacang kedelai tang mencapai 36 persen.

Kepala Brida NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan inovasi pemanfaatan kelor ke dalam pakan ternak dapat mengentaskan kemiskinan karena memberdayakan masyarakat lokal.

Baca juga: Brida NTB siap bangun desain riset dan inovasi

Apabila budidaya kelor dilakukan secara masif dan efisien di Nusa Tenggara Barat, lanjutnya, bukan tidak mungkin bisa menekan impor bungkil kedelai dari Thailand.

"Nusa Tenggara Barat punya jagung yang besar, tetapi sampai hari ini belum bisa memproduksi pakan. Oleh karena itu, alternatifnya kelor berdasarkan hasil riset dari Universitas Mataram," ujar Gede.

Dia menyampaikan bahwa Brida NTB dan Universitas Mataram akan menyusun desain riset pemanfaatan kelor hingga menjadi produk pakan ternak, serta menyiapkan hilirisasi jagung.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, Nusa Tenggara Barat menghasilkan jagung pipilan kering sebanyak 1,21 juta ton dari luas lahan panen mencapai 173,76 ribu hektare.

BPS memproyeksikan potensi luas panen jagung pipilan kering pada Januari sampai April 2025 sebanyak 97,19 ribu hektare dengan potensi produksi seberat 683,95 ribu ton.

Baca juga: Gubernur Iqbal pastikan kontribusi Brida untuk tingkatkan PAD NTB

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.