Mataram (ANTARA) - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Akhdiansyah mendorong adanya pembangunan bandara perintis di Kabupaten Dompu untuk membuka konektivitas dan memeratakan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumbawa.
"Saya sangat setuju kalau ada rencana pemerintah ingin membangun bandara di Kabupaten Dompu," ujar Akhdiansyah di Mataram, Kamis.
Anggota DPRD dari Dapil Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima ini menilai, selama ini moda transportasi di Kabupaten Dompu masih jauh tertinggal dengan kabupaten kota lain di Pulau Sumbawa, termasuk di Pulau Lombok.
Padahal, lanjut dia, jika ditarik kebelakang Kabupaten Dompu pernah menjadi daerah terpenting di Pulau Sumbawa, bahkan NTB dalam urusan transportasi khususnya laut.
Secara historis, wilayah ini pernah menjadi tempat ekspansi Patih Gadjah Mada dan pusat penyebaran Islam di Pulau Sumbawa, sehingga Dompu menjadi pusat transportasi laut pada saat itu.
Oleh karena itu, menurut Akhdiansyah, keberadaan bandara perintis akan meningkatkan pembangunan dan perekonomian masyarakat setempat. Sebab, saat ini Dompu memiliki keunggulan dalam sektor pertanian, peternakan, pertambangan dan pariwisata.
Di sektor pertanian dan peternakan, Dompu menjadi lumbung jagung nasional dan sapi. Di bidang pariwisata, Dompu juga dianugerahi keberadaan Gunung Tambora dan Pantai Lakey dan Danau Satonda.
"Berkaca dari itulah kami mendorong adanya bandara perintis di bangun di Dompu, tetapi ini bukan soal kemauan pribadi, melainkan ini kemauan besar masyarakat Dompu," kata Guru Toi sapaan akrab Akhdiansyah.
Jika rencana tersebut terealisasi, politisi PKB ini mengusulkan dua lokasi yang menjadi pusat pembangunan bandara, yakni pertama di Kecamatan Hu'u dan kedua di Kecamatan Manggalewa.
"Karena lahannya luas sehingga sangat cocok kalau di bangun bandara," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTB mengusulkan pembangunan bandara perintis di Kabupaten Dompu untuk mempercepat akses moda transportasi ke sejumlah destinasi di wilayah itu.
"Kami sedang mengusulkan penambahan penerbangan ke Bima atau mungkin saja membangun bandara perintis di Dompu, supaya akses menuju Tambora, Moyo dan Lakey sebagai destinasi utama di bagian timur bisa lebih baik," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi.
Menurut Yusron, selama ini untuk menuju tiga destinasi utama di Pulau Sumbawa, yakni Taman Nasional Gunung Tambora, Pulau Moyo dan pantai Lakey dibutuhkan waktu tujuh jam perjalanan dari Bandara Sultan Salahuddin Bima atau 12 jam dari Kabupaten Sumbawa.
"Karena itu rencana kita sampaikan ke Pak Menteri Pariwisata Sandiaga Uno sehingga bisa diatensi," ujarnya.
Selain persoalan transportasi, pihaknya juga meminta kepada pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membantu daerah melakukan penataan estetika destinasi wisata, mulai fasilitas jalan dalam kawasan dan toilet dengan standar yang bersih dan sehat.
"Termasuk, penguatan industri kreatif yang banyak ragamnya dan dukungan festival-festival supaya masuk kembali dalam kalender event nasional," katanya.
Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB ini menjelaskan Lombok dan Sumbawa kaya sekali dengan spot-spot menarik dan eksotis untuk dikunjungi.
Selain itu, karakter destinasi Lombok dengan Sumbawa yang dibentuk oleh ragam landscape, sosial budaya yang berbeda memberi varian berwisata yang tak ada habisnya.
"Ketika di Lombok kita bisa mendapatkan pantai yang mempesona, alam pegunungan yang sejuk, ragam budaya dan tentu saja area spot tourism yang menantang di belahan timur kita menemukan tempat yang kuat untuk wisata adventure alam hutan pegunungan, deburan ombak pantai yang disukai para peselancar dengan suguhan budaya yang amat beda dengan Lombok," katanya.
"Saya sangat setuju kalau ada rencana pemerintah ingin membangun bandara di Kabupaten Dompu," ujar Akhdiansyah di Mataram, Kamis.
Anggota DPRD dari Dapil Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima ini menilai, selama ini moda transportasi di Kabupaten Dompu masih jauh tertinggal dengan kabupaten kota lain di Pulau Sumbawa, termasuk di Pulau Lombok.
Padahal, lanjut dia, jika ditarik kebelakang Kabupaten Dompu pernah menjadi daerah terpenting di Pulau Sumbawa, bahkan NTB dalam urusan transportasi khususnya laut.
Secara historis, wilayah ini pernah menjadi tempat ekspansi Patih Gadjah Mada dan pusat penyebaran Islam di Pulau Sumbawa, sehingga Dompu menjadi pusat transportasi laut pada saat itu.
Oleh karena itu, menurut Akhdiansyah, keberadaan bandara perintis akan meningkatkan pembangunan dan perekonomian masyarakat setempat. Sebab, saat ini Dompu memiliki keunggulan dalam sektor pertanian, peternakan, pertambangan dan pariwisata.
Di sektor pertanian dan peternakan, Dompu menjadi lumbung jagung nasional dan sapi. Di bidang pariwisata, Dompu juga dianugerahi keberadaan Gunung Tambora dan Pantai Lakey dan Danau Satonda.
"Berkaca dari itulah kami mendorong adanya bandara perintis di bangun di Dompu, tetapi ini bukan soal kemauan pribadi, melainkan ini kemauan besar masyarakat Dompu," kata Guru Toi sapaan akrab Akhdiansyah.
Jika rencana tersebut terealisasi, politisi PKB ini mengusulkan dua lokasi yang menjadi pusat pembangunan bandara, yakni pertama di Kecamatan Hu'u dan kedua di Kecamatan Manggalewa.
"Karena lahannya luas sehingga sangat cocok kalau di bangun bandara," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTB mengusulkan pembangunan bandara perintis di Kabupaten Dompu untuk mempercepat akses moda transportasi ke sejumlah destinasi di wilayah itu.
"Kami sedang mengusulkan penambahan penerbangan ke Bima atau mungkin saja membangun bandara perintis di Dompu, supaya akses menuju Tambora, Moyo dan Lakey sebagai destinasi utama di bagian timur bisa lebih baik," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi.
Menurut Yusron, selama ini untuk menuju tiga destinasi utama di Pulau Sumbawa, yakni Taman Nasional Gunung Tambora, Pulau Moyo dan pantai Lakey dibutuhkan waktu tujuh jam perjalanan dari Bandara Sultan Salahuddin Bima atau 12 jam dari Kabupaten Sumbawa.
"Karena itu rencana kita sampaikan ke Pak Menteri Pariwisata Sandiaga Uno sehingga bisa diatensi," ujarnya.
Selain persoalan transportasi, pihaknya juga meminta kepada pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membantu daerah melakukan penataan estetika destinasi wisata, mulai fasilitas jalan dalam kawasan dan toilet dengan standar yang bersih dan sehat.
"Termasuk, penguatan industri kreatif yang banyak ragamnya dan dukungan festival-festival supaya masuk kembali dalam kalender event nasional," katanya.
Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB ini menjelaskan Lombok dan Sumbawa kaya sekali dengan spot-spot menarik dan eksotis untuk dikunjungi.
Selain itu, karakter destinasi Lombok dengan Sumbawa yang dibentuk oleh ragam landscape, sosial budaya yang berbeda memberi varian berwisata yang tak ada habisnya.
"Ketika di Lombok kita bisa mendapatkan pantai yang mempesona, alam pegunungan yang sejuk, ragam budaya dan tentu saja area spot tourism yang menantang di belahan timur kita menemukan tempat yang kuat untuk wisata adventure alam hutan pegunungan, deburan ombak pantai yang disukai para peselancar dengan suguhan budaya yang amat beda dengan Lombok," katanya.