Jakarta (ANTARA) - Atlet Paralimpiade Chile dengan kursi roda, yang memecahkan rekor dunia 2019 untuk cabang olahraga tolak peluru, menjadi model boneka Barbie, yang dibuat oleh perusahaan mainan Amerika Mattel, sebagai bagian dari tujuan perusahaan tersebut untuk mendiversifikasi lini produk bonekanya.
Francisca Mardones (43), yang berpartisipasi dalam Paralmpiade Tokyo 2020, telah mewakili negaranya dalam tenis kursi roda dan, belakangan ini, berkompetisi di cabang olahraga tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing.
Mardones memiliki ambisi untuk menjadi atlet Olimpiade sejak kecil, namun dia mengalami kerusakan tulang belakang setelah terluka dalam bencana tanah longsor saat badai melanda pulau Puerto Rico tempat dia bekerja pada 1999.
Dia berharap Barbie-nya dapat menyemangati anak-anak bahwa disabilitas tidak boleh menghalangi mimpi mereka.
"Ini adalah pengakuan atas pengorbanan selama bertahun-tahun yang saya lakukan untuk olahraga dan hasil dari itu," kata Mardones, dikutip dari Reuters, Jumat.
"Pada akhirnya, yang ingin disoroti Mattel bukanlah disabilitas saya, tetapi pencapaian olahraga saya, dan itu sangat berarti."
Mardones mengatakan perusahaan mainan itu sangat teliti tentang detail, meminta potongan-potongan pakaiannya untuk membuat prototipe dan juga meminta izin dari sponsornya untuk membuat ulang logo mereka.
"Mereka mungkin lebih menggambarkan saya di era bermain tenis saya, dan mungkin beberapa kilogram lebih ringan," kata Mardones sambil tersenyum.
Boneka itu adalah bagian dari lini produk "Sheroes" Barbie Mattel, yang dibuat pada 2015 untuk memperkenalkan sosok perempuan teladan.
Awal bulan ini, Mattel meluncurkan versi Barbie dari pengembang vaksin virus corona asal Inggris, Sarah Gilbert, sebagai bagian dari rangkaian yang menggambarkan perempuan yang berjuang melawan COVID-19.
Bulan lalu, petenis Naomi Osaka, yang memanfaatkan posisinya untuk mengangkat isu ketidaksetaraan ras, juga menjadi bagian dari Mattel untuk membuat boneka Barbie mereka lebih beragam.
Francisca Mardones (43), yang berpartisipasi dalam Paralmpiade Tokyo 2020, telah mewakili negaranya dalam tenis kursi roda dan, belakangan ini, berkompetisi di cabang olahraga tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing.
Mardones memiliki ambisi untuk menjadi atlet Olimpiade sejak kecil, namun dia mengalami kerusakan tulang belakang setelah terluka dalam bencana tanah longsor saat badai melanda pulau Puerto Rico tempat dia bekerja pada 1999.
Dia berharap Barbie-nya dapat menyemangati anak-anak bahwa disabilitas tidak boleh menghalangi mimpi mereka.
"Ini adalah pengakuan atas pengorbanan selama bertahun-tahun yang saya lakukan untuk olahraga dan hasil dari itu," kata Mardones, dikutip dari Reuters, Jumat.
"Pada akhirnya, yang ingin disoroti Mattel bukanlah disabilitas saya, tetapi pencapaian olahraga saya, dan itu sangat berarti."
Mardones mengatakan perusahaan mainan itu sangat teliti tentang detail, meminta potongan-potongan pakaiannya untuk membuat prototipe dan juga meminta izin dari sponsornya untuk membuat ulang logo mereka.
"Mereka mungkin lebih menggambarkan saya di era bermain tenis saya, dan mungkin beberapa kilogram lebih ringan," kata Mardones sambil tersenyum.
Boneka itu adalah bagian dari lini produk "Sheroes" Barbie Mattel, yang dibuat pada 2015 untuk memperkenalkan sosok perempuan teladan.
Awal bulan ini, Mattel meluncurkan versi Barbie dari pengembang vaksin virus corona asal Inggris, Sarah Gilbert, sebagai bagian dari rangkaian yang menggambarkan perempuan yang berjuang melawan COVID-19.
Bulan lalu, petenis Naomi Osaka, yang memanfaatkan posisinya untuk mengangkat isu ketidaksetaraan ras, juga menjadi bagian dari Mattel untuk membuat boneka Barbie mereka lebih beragam.