Pemprov NTB tegaskan tak tutup mata dengan perkembangan SDM

id nusa tenggara barat,sumber daya manusia,pengembangan sdm,stunting,penurunan stunting

Pemprov NTB tegaskan tak tutup mata dengan perkembangan SDM

Ilustrasi: Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hassanudin menyerahkan infaq pendidikan kepada siswa rentan putus sekolah di SMAN 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (10/11/2024). (ANTARA/Pemprov NTB). (1)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan tidak pernah menutup mata berkaitan dengan perkembangan sumber daya manusia, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin mengatakan pihaknya mendorong generasi muda untuk dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi serta mewadahi pengembangan diri sesuai minat dan bakat dalam berbagai pelatihan dalam kurun waktu tertentu.

"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2023 sebesar 72,37 poin menjadi 73,10 poin pada 2024. Meski meningkat, tapi indeks pembangunan NTB masih di bawah nasional," ujarnya dalam pernyataan di Mataram, Rabu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), presentasi penduduk usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat ke atas di NTB sebanyak 36,87 persen adalah laki-laki dan 29,80 persen perempuan.

Baca juga: Pemprov NTB dan Singapura jajaki kerja sama penguatan SDM digital

Hassanudin menuturkan bonus demografi yang dinikmati oleh Indonesia pada 2030 merupakan jendela peluang negara ini menjadi negara besar, maju, dan berdaya saing pada masa mendatang.

"Sumber daya manusia yang menjadi pilar utama pembangunan yang berkualitas, mempunyai daya saing, dan kita harus adaptif terhadap perubahan zaman," ucapnya.

Lebih lanjut Hassanudin menyampaikan prevalensi stunting di wilayah NTB turut andil terhadap laju pembangunan manusia ke depan.

Baca juga: GreatNusa Summit 2024: tingkatkan kualitas SDM pariwisata NTB

Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) menyebut angka stunting di NTB pada 2023 sebanyak 12,49 persen, lalu turun menjadi 12,06 persen pada 2024.

Namun data survei kesehatan masih mencatat bahwa angka stunting di NTB masih sebesar 24 persen. Pemerintah menargetkan angka stunting turun hingga ke angka 14 persen pada tahun ini.

"Kami menunggu data rilis terakhir, mudah-mudahan kerja keras semua pemangku kebijakan memberikan hasil maksimal," ucap Hassanudin.

Baca juga: Kemensos perkuat kapasitas SDM pendamping PKH di Lombok Tengah
Baca juga: ITDC perkuat pemberdayaan masyarakat di Mandalika-NTB