NTB berpeluang jadi motor penggerak keberhasilan MBG

id kementerian ppn,bappenas,program mbg,makan bergizi gratis,nusa tenggara barat

NTB berpeluang jadi motor penggerak keberhasilan MBG

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard memaparkan arah kebijakan nasional dalam kegiatan Musrenbang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram, Rabu (4/6/2025). ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram (ANTARA) - Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan Nusa Tenggara Barat (NTB) berpeluang menjadi motor penggerak keberhasilan program strategis nasional berupa Makan Bergizi Gratis atau MBG.

"NTB sebagai lumbung pangan memiliki peluang besar menjadi motor penggerak dalam keberhasilan program ini, antara lain dengan mengoptimalkan komoditas unggulan daerah," ujarnya saat menghadiri Musrenbang Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram, Rabu.

Febrian menuturkan program Makan Bergizi Gratis memiliki tujuan dalam membangun generasi sehat cerdas dan produktif untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Pemerintah pusat berharap program MBG bisa mendukung pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia berkualitas di Indonesia.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, Nusa Tenggara Barat menghasilkan padi sebanyak 1,45 juta ton, jagung 1,20 juta ton, daging sapi 11.357 ton, dan udang 186.368 ton.

Baca juga: Pembentukan dapur MBG di NTB terus digenjot

Subsektor tanaman pangan dan perikanan masing-masing berkontribusi sebesar 79,63 persen dan 20,05 persen terhadap sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada produk domestik regional bruto (PDRB) tahun 2024.

Rasio ketersediaan pangan di Nusa Tenggara Barat setiap triwulan lebih dari satu pada tahun 2023. Hal itu menunjukkan pasokan pangan secara konsisten melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Sedangkan, produksi udang Nusa Tenggara Barat menduduki posisi pertama nasional.

Febrian mengungkapkan seluruh kabupaten maupun kota di Nusa Tenggara Barat memiliki indeks kerawanan pangan pada tingkatan tahan dan sangat tahan.

"Nusa Tenggara Barat perlu melakukan penguatan kemandirian daerah melalui pengembangan pangan lokal berbasis pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan," ucapnya.

Baca juga: Anggota DPR RI minta Pemprov NTB percepat pembentukan SPPG MBG
Baca juga: Sebanyak 450 dapur MBG disiapkan di NTB
Baca juga: Anggota DPR RI: program MBG bisa tingkatkan ekonomi desa

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.