Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan melengkapi catatan sejarah pada areal Tugu Titik Nol Kilometer Mataram yang berada di Jalan Pejanggik, sebagai informasi bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung di lokasi tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu, mengatakan, setelah pembangunan fisik Tugu Titik Nol Kilometer Mataram rampung, kini masyarakat dan wisatawan bisa berkunjung ke areal tersebut tepatnya depan Markas Kodim 1606 Mataram.
"Ke depan untuk memberikan informasi terkait titik nol Kota Mataram, kita akan siapkan sejarah singkat Kota Mataram hingga lokasi itu ditetapkan sebagai titik nol Kota Mataram," katanya.
Selain menyiapkan catatan sejarah, lanjut Denny, pihaknya saat ini sedang menelusuri keberadaan meriam yang dulu pernah diletakkan di persimpangan Kantor Gubernur NTB.
"Jika keberadaan meriam bisa kita temukan, kita juga akan memasang meriam tersebut di areal tugu nol kilometer Kota Mataram untuk memperkuat history Kota Mataram," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, dengan telah dibukanya tugu titik nol Kota Mataram itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak provinsi agar dua kantor milik provinsi yang ada di belakang tugu dapat dijadikan tempat parkir pengunjung.
"Tujuannya, guna menghindari pengunjung parkir dipinggir jalan, kita akan arahkan masuk ke areal kantor milik provinsi di bagian belakang agar pengunjung bisa berswafoto atau mengabadikan titik nol kilometer Mataram," katanya.
Sementara untuk potensi munculnya pedagang kaki lima (PKL), Denny menilai peluang terhadap potensi PKL sangat kecil, sebab jalan tersebut merupakan jalur utama.
"Namun demikian, kami akan melakukan antisipasi dengan berbagai pihak terkait termasuk Dinas Perhubungan," katanya.
Ditambahkannya, pembangunan titik nol kilometer Kota Mataram, dibangun dengan anggaran APBD Kota Mataram Rp150 juta, di atas lahan sekitar 48 meter yang merupakan lahan milik Pemerintah Provinsi NTB.
Konsep pembangunan tugu dan taman titik nol kilometer Mataram sarat dengan kearifan lokal, seperti warna emas yang khas suku sasak serta lambang bintang yang menandakan warga kota religius.
Sementara konsepnya ke depan, tugu titik nol kilometer itu akan dilengkapi dengan taman serta fasilitas pendukung lainnya.
"Dengan demikian, ke depan kawasan titik nol kilomter Mataram bisa menjadi satu destinasi baru di kota ini, dan Nusa Tenggara Barat secara umum," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu, mengatakan, setelah pembangunan fisik Tugu Titik Nol Kilometer Mataram rampung, kini masyarakat dan wisatawan bisa berkunjung ke areal tersebut tepatnya depan Markas Kodim 1606 Mataram.
"Ke depan untuk memberikan informasi terkait titik nol Kota Mataram, kita akan siapkan sejarah singkat Kota Mataram hingga lokasi itu ditetapkan sebagai titik nol Kota Mataram," katanya.
Selain menyiapkan catatan sejarah, lanjut Denny, pihaknya saat ini sedang menelusuri keberadaan meriam yang dulu pernah diletakkan di persimpangan Kantor Gubernur NTB.
"Jika keberadaan meriam bisa kita temukan, kita juga akan memasang meriam tersebut di areal tugu nol kilometer Kota Mataram untuk memperkuat history Kota Mataram," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, dengan telah dibukanya tugu titik nol Kota Mataram itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak provinsi agar dua kantor milik provinsi yang ada di belakang tugu dapat dijadikan tempat parkir pengunjung.
"Tujuannya, guna menghindari pengunjung parkir dipinggir jalan, kita akan arahkan masuk ke areal kantor milik provinsi di bagian belakang agar pengunjung bisa berswafoto atau mengabadikan titik nol kilometer Mataram," katanya.
Sementara untuk potensi munculnya pedagang kaki lima (PKL), Denny menilai peluang terhadap potensi PKL sangat kecil, sebab jalan tersebut merupakan jalur utama.
"Namun demikian, kami akan melakukan antisipasi dengan berbagai pihak terkait termasuk Dinas Perhubungan," katanya.
Ditambahkannya, pembangunan titik nol kilometer Kota Mataram, dibangun dengan anggaran APBD Kota Mataram Rp150 juta, di atas lahan sekitar 48 meter yang merupakan lahan milik Pemerintah Provinsi NTB.
Konsep pembangunan tugu dan taman titik nol kilometer Mataram sarat dengan kearifan lokal, seperti warna emas yang khas suku sasak serta lambang bintang yang menandakan warga kota religius.
Sementara konsepnya ke depan, tugu titik nol kilometer itu akan dilengkapi dengan taman serta fasilitas pendukung lainnya.
"Dengan demikian, ke depan kawasan titik nol kilomter Mataram bisa menjadi satu destinasi baru di kota ini, dan Nusa Tenggara Barat secara umum," katanya.