Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saeful Ahkam menyepakati kawasan wisata Senggigi tidak boleh dilupakan dan tidak boleh ditinggalkan.
"Itu harus menjadi komitmen bersama semua pihak," kata Saeful di sela-sela acara Pelatihan Kepemanduan Wisata Outbound, di Senggigi, Rabu.
Baca juga: Pengamat: Kawasan wisata Senggigi jangan sampai dilupakan
Baca juga: Jangan lupakan objek wisata Pantai Senggigi!
Modal potensi pariwisata di Senggigi, kata dia, besar sekali seperti adanya industri akomodasi. "Sekarang saya berpikir, kalau dia (Senggigi) hanya jadi sebuah destinasi, karena dahulu pengembangan destinasi dengan pendekatan infrastruktur, aksesibilitas. Sekarang semua daerah punya potensi itu," katanya.
Maka, ia menambahkan saat inilah semua pihak harus mampu mengidentifikasi kekayaan yang ada di Senggigi di balik kekayaan alam yang ada. "Kita harus mencari dan mengidentifikasinya," katanya.
Ia menyebutkan Senggigi sebagai destinasi utama di Lombok Barat, harus mampu menciptakan destinasi pendukung baik itu berbasiskan alami maupun sosial budaya. "Bahkan bisa jadi keseharian masyarakatnya sebagai potensi," katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya mengharapkan adanya ekosistem seperti kuliner yang sudah ada di Tanjung Bias atau kawasan Bengkaung saat ini sudah mulai berkembang dengan madu trigona dan wisata perbukitannya.
Ekosistem itu menjadi pintu masuk atau pendukung utama Senggigi, tandasnya.
Ia juga mengingatkan kemeriahan Senggigi sebelumnya tidak terlepas dari kolaborasi semua pihak, seperti ada hiburan malam, para pedagang kaki lima sampai industri perhotelan. Semuanya itu merupakan energi yang mestinya berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya.
"Sehingga pekerjaan rumah terbesar kita, di Senggigi ini adalah pemetaan, zonasi, mana dia bisa menjadi akses publik, mana akses pribadi, mana orang boleh menambat perahu, mana akses yang boleh dibuka. Makna utamanya pantai dan sunsetnya. Ini harus diberdayakan. Saya kira kita punya PR besar untuk mengembalikan itu," paparnya.
Sebelumnya, pengamat pariwisata yang juga mantan juru bicara Sandiaga Uno bidang pariwisata pada 2020, Taufan Rahmadi, mengharapkan kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, jangan sampai dilupakan.
"Senggigi tidak boleh dilupakan, Senggigi harus terus dijaga, Senggigi harus terus dibenahi dan dipromosikan," katanya kepada Antara, di Mataram, Selasa, saat ditanyakan fokus instansi terkait saat ini terhadap pembangunan kawasan wisata di Lombok Tengah, dibandingkan kawasan Senggigi yang telah lebih dahulu terkenal baik di mancanegara maupun domestik.
Ia menyatakan kawasan wisata Senggigi merupakan bagian dari kekuatan pemulihan pariwisata nasional. "Sehingga Senggigi bukan untuk dilupakan," katanya.
Dikatakan, jangan ragu pariwisata akan bangkit kembali asalkan bersama-sama menghadapi pandemi COVID-19 ini.
"Itu harus menjadi komitmen bersama semua pihak," kata Saeful di sela-sela acara Pelatihan Kepemanduan Wisata Outbound, di Senggigi, Rabu.
Baca juga: Pengamat: Kawasan wisata Senggigi jangan sampai dilupakan
Baca juga: Jangan lupakan objek wisata Pantai Senggigi!
Modal potensi pariwisata di Senggigi, kata dia, besar sekali seperti adanya industri akomodasi. "Sekarang saya berpikir, kalau dia (Senggigi) hanya jadi sebuah destinasi, karena dahulu pengembangan destinasi dengan pendekatan infrastruktur, aksesibilitas. Sekarang semua daerah punya potensi itu," katanya.
Maka, ia menambahkan saat inilah semua pihak harus mampu mengidentifikasi kekayaan yang ada di Senggigi di balik kekayaan alam yang ada. "Kita harus mencari dan mengidentifikasinya," katanya.
Ia menyebutkan Senggigi sebagai destinasi utama di Lombok Barat, harus mampu menciptakan destinasi pendukung baik itu berbasiskan alami maupun sosial budaya. "Bahkan bisa jadi keseharian masyarakatnya sebagai potensi," katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya mengharapkan adanya ekosistem seperti kuliner yang sudah ada di Tanjung Bias atau kawasan Bengkaung saat ini sudah mulai berkembang dengan madu trigona dan wisata perbukitannya.
Ekosistem itu menjadi pintu masuk atau pendukung utama Senggigi, tandasnya.
Ia juga mengingatkan kemeriahan Senggigi sebelumnya tidak terlepas dari kolaborasi semua pihak, seperti ada hiburan malam, para pedagang kaki lima sampai industri perhotelan. Semuanya itu merupakan energi yang mestinya berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya.
"Sehingga pekerjaan rumah terbesar kita, di Senggigi ini adalah pemetaan, zonasi, mana dia bisa menjadi akses publik, mana akses pribadi, mana orang boleh menambat perahu, mana akses yang boleh dibuka. Makna utamanya pantai dan sunsetnya. Ini harus diberdayakan. Saya kira kita punya PR besar untuk mengembalikan itu," paparnya.
Sebelumnya, pengamat pariwisata yang juga mantan juru bicara Sandiaga Uno bidang pariwisata pada 2020, Taufan Rahmadi, mengharapkan kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, jangan sampai dilupakan.
"Senggigi tidak boleh dilupakan, Senggigi harus terus dijaga, Senggigi harus terus dibenahi dan dipromosikan," katanya kepada Antara, di Mataram, Selasa, saat ditanyakan fokus instansi terkait saat ini terhadap pembangunan kawasan wisata di Lombok Tengah, dibandingkan kawasan Senggigi yang telah lebih dahulu terkenal baik di mancanegara maupun domestik.
Ia menyatakan kawasan wisata Senggigi merupakan bagian dari kekuatan pemulihan pariwisata nasional. "Sehingga Senggigi bukan untuk dilupakan," katanya.
Dikatakan, jangan ragu pariwisata akan bangkit kembali asalkan bersama-sama menghadapi pandemi COVID-19 ini.