Jakarta (ANTARA) - Selain menabung, salah satu cara mengamankan keuangan untuk jangka panjang yaitu dengan berinvestasi.

Investasi merupakan penanaman modal pada suatu badan atau lembaga, barang-barang berharga, atau perusahaan, supaya kita mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Bentuk investasi di perusahaan bermacam-macam, yaitu bisa berupa reksadana, obligasi, saham, emas, atau barang bermerk, demi mendapatkan keuntungan atau penambahan nilai di kemudian hari.

Dengan berinvestasi, imbal hasil yang didapatkan biasanya lebih besar daripada menabung karena dapat membantu investor menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya.

Meski pada dasarnya mirip seperti menabung, saat berinvestasi kita tidak boleh pasif karena ada beberapa hal yang juga harus kita awasi terus.

Kalau kamu tidak memahami prinsipnya, akan susah untuk balik modal saat berinvestasi, oleh karenanya, yuk simak tips berinvestasi bagi pemula yang sudah dirangkum oleh Tim Analis Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) NISP di bawah ini!

1. Komitmen
Investasi itu beda-beda tipis kayak membangun hubungan, nggak bisa buru-buru langsung pacaran atau ke jenjang pernikahan.

Betul, kan? Ada proses dan langkah-langkah yang harus dilalui terlebih dahulu untuk bisa merasakan manisnya hubungan.

Begitu pula dengan investasi, untuk bisa merasakan hasil yang sepadan kita harus bersabar dan komitmen harus dikuatkan.

Apa saja bentuk komitmennya? Komitmen untuk menyisihkan uang secara rutin, komitmen waktu, hingga komitmen menghadapi risiko.

2. Pastikan punya cukup uang

Nah, ini harus kamu perhatikan juga. Investasi memang asyik, tetapi komitmennya juga harus tinggi, sehingga sebelum berinvestasi, pastikan kebutuhanmu sudah tercukupi semua.

Kamu juga perlu mengamankan dana darurat terlebih dahulu, apalagi di musim pandemi seperti saat ini, kondisi ekonomi semakin tak menentu.

Paling tidak, milikilah dana darurat tiga sampai enam kali dari penghasilan bulananmu.

Jangan sampai gara-gara kamu berinvestasi, kehidupan kamu jadi lebih menderita, sehingga jika penghasilanmu tidak pasti, lebih baik menabung dengan cara klasik saja.

Dengan demikian, jika ingin berinvestasi, pastikan uangnya dari berasal dari "dana dingin” alias bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya mendesak.

3. Diversifikasi

Agar investasi kamu bisa cuan maksimal dengan risiko minimal, maka kamu harus melakukan diversifikasi, artinya, jangan habiskan dana kamu hanya untuk satu instrumen investasi.

Sebar dananya di berbagai instrumen yang berbeda, misalnya obligasi 70 persen, deposito 10 persen, saham 20% persen.

Apa tujuannya? Supaya meminimalisir kerugian apabila ada instrumen investasi yang sedang turun.

4. Ketahui tujuan investasi

Tujuan investasi memang utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan, tetapi motif spesifik setiap orang bisa berbeda-beda.

Ada yang ingin berinvestasi untuk tabungan jangka panjang, tetapi ada juga yang ingin berinvestasi untuk dijadikan media utama menambah kekayaan sebanyak-banyaknya.

Berbeda tujuan, berbeda risiko, pasti berbeda juga jenis investasinya. Nah, kamu perlu pastikan soal ini, supaya tak salah langkah saat berinvestasi.

5. Belajar, belajar, dan belajar

Saat berinvestasi, cobalah untuk mencari komunitas atau mentor yang bisa membimbingmu berinvestasi secara baik dan benar karena kita tidak menanam uang secara pasif, sehingga insting bisnis dan pasar investor pemula perlu sedikit diasah.

Investasi itu seperti berenang, kalau tidak ada guru yang membimbing, kita bisa tenggelam dan tidak ada yang menolong.

Dengan begitu, penting bagi semua investor, apalagi investor pemula untuk mempelajari jenis-jenis investasi yang akan dijalankan, mulailah dari mempelajari syarat, ketentuan, biaya, aturan main, mekanisme keuntungan, dan risikonya.

Jangan asal-asalan menanam uang hanya dari mendengar gosip saja dan kalau perlu, konsultasikan dengan ahli keuangan terdekat.

6. Pelajari profil risikomu

Setiap orang memiliki gaya berinvestasi dan menyisihkan uang yang berbeda-beda, tandanya profil risiko setiap orang tidaklah sama.
Ada orang-orang yang lebih suka berinvestasi langsung dengan nilai yang cukup besar, meskipun ia tidak bisa memastikan apakah 100 persen uangnya akan kembali, tetapi ia tahu jika uangnya kembali maka hasilnya juga akan lebih besar lagi. Ini berarti profil risikonya tinggi.

Namun, ada juga yang main aman dengan investasi kecil-kecilan, hasilnya juga tidak seberapa, tetapi konsisten ia bisa mendapatkan hasil setiap bulan, misalnya dengan bermain reksa dana. Ini berarti profil risikonya rendah.

Nah, berbagai tipe seperti ini harus dikenali dulu sebelum kamu berinvestasi!

7. Cek dan ricek legalitas perusahaan investasi

Nah, ini juga penting, supaya kamu aman dan nyaman saat berinvestasi pastikan perusahaan tempat kamu investasi itu legal dan wajib sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jadi, kamu nggak bakal tertipu sama orang yang sering mengaku bisa jadi tempat investasi terpercaya, padahal bodong.

Investasi beda dengan cinta, nggak bisa mengandalkan perasaan. Semuanya harus kamu riset terlebih dahulu.
Investasi itu mempercayakan uang kita kepada orang atau aset berharga, jadi kalau tidak hati-hati, pada akhirnya bukan untung, malah buntung.

Waspada investasi bodong

Praktik penipuan dengan tawaran investasi bodong hingga saat ini masih terus memakan korban, terutama dengan dalih modal sedikit yang akan menghasilkan keuntungan besar.

Selain itu, tak sedikit dari para oknum yang mencatut nama institusi atau organisasi lain untuk meyakinkan para korbannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat memanfaatkan layanan konsumen keuangan OJK untuk mendapatkan informasi mengenai aspek legal perusahaan investasi melalui Investor Alert Portal (IAP).

IAP tersebut terdapat pada aplikasi mobile Sikapi Uangmu yang dapat diunduh melalui App Store dan Play Store atau situs Sikapi Uangmu melalui link http://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Home.

Adapun terdapat beberapa tips OJK yang bisa digunakan untuk menghindari investasi bodong, yakni pertama, sebelum berinvestasi di suatu perusahaan, cari tahu informasi mengenai perusahaan, karyawan, dan produknya.

Kedua, minta salinan tertulis rencana pemasaran dan penjualan dari perusahaan, lalu ketiga, perhatikan bahwa semakin besar keuntungan yang ditawarkan, semakin besar risiko kerugian yang akan Anda alami.

Keempat, hindari perusahaan investasi yang tidak dapat menjelaskan rencana bisnis perusahaan, serta kelima, mencari tahu apakah ada permintaan produk sejenis di pasaran.

Selain itu, OJK juga mendorong program pemerintah terkait perlindungan konsumen melalui penyediaan Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi (SLKT) di Sektor Jasa Keuangan (SJK).

Sistem tersebut dilengkapi dengan fasilitas trackable, yaitu fasilitas bagi konsumen dalam menyampaikan pengaduan di mana konsumen dapat mengetahui sampai sejauh mana pengaduannya ditangani, baik oleh OJK maupun oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) terkait.

Layanan ini dapat diakses melalui aplikasi mobile SikapiUangmu atau laman resmi http://konsumen.ojk.go.id dengan menggunakan nomor tiket dan PIN yang diberikan.
 

Pewarta : Agatha Olivia Victoria
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024