Jakarta (ANTARA) - Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung dan Garasi Seni 10 menghadirkan "KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan", sebuah pameran tunggal Setiawan Sabana.

Pameran tersebut akan menjadi penanda lima puluh tahun kiprah berkesenian Setiawan Sabana sebagai seorang seniman grafis sekaligus bagian dari momentum perayaan purna baktinya sebagai akademisi di ITB.

Sempat ditunda karena pandemi COVID-19, pameran yang dibuka pada 5 Oktober 2021 ini beralih media dari luring menjadi daring. Perubahan format dan penyesuaian pilihan karya yang ditampilkan dilakukan untuk memastikan pameran ini mampu menjadi representasi yang baik atas kekaryaan Setiawan Sabana yang dikenal sebagai salah satu seniman grafis kenamaan Indonesia.

Publik bisa menikmati karya-karya Setiawan Sabana yang dipamerkan melalui laman https://galnasonline.id/.

Diharapkan, karya-karya yang dipamerkan di laman galnasonline.id bisa terus hadir dan menjadi arsip digital dari sebuah momen berkesenian Setiawan Sabana.

“Melalui galnasonline.id, karya Profesor Setiawan bisa terus dinikmati oleh publik seluas-luasnya tanpa terbatas jarak dan waktu, sekaligus menjadi rekam jejak dalam lini masa berkesenian beliau," kata Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, dikutip dari keterangan resmi, Rabu.

"KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan" menampilkan 41 karya yang dibuat karyawan kelahiran Bandung, 10 Mei 1951 ini dalam kurun waktu 2019-2021. Terdiri dari 29 karya dua dimensi dan 12 karya tiga dimensi. Ciptaan peraih penghargaan Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden RI dipamerkan dalam bentuk foto dan video untuk memaksimalkan visualisasi detail karya yang terbuat dari medium kertas ini.

Menurut kurator pameran, Danuh Tyas dan Zusfa Roihan, judul KITAB diambil dari salah satu seri karya 3 dimensi yang ditampilkan. Kitab dapat diartikan sebagai tumpukan beberapa lembar kertas/suhuf.

Sementara sebagai sebuah metafor, kitab juga diartikan sebagai sumber ilmu dan panduan, yang berisikan identitas baik personal hingga universal. Sehingga pameran KITAB bisa disebut sebagai sebuah catatan personal seorang Setiawan Sabana dalam bagaimana ia menyikapi perubahan konteks dan situasi di sekelilingnya, terutama karena karya-karya ini terhitung baru dan diproduksi di tengah pandemi.

Perpindahan medium pameran menjadi daring ini juga menimbulkan sisi dilematis, di satu sisi audiens serasa bisa melihat fisik karya, namun tidak nyata karena hanya berupa foto atau video dalam layar. Namun situasi dilematis ini justru akan mendorong audiens untuk berimajinasi agar dapat mengapresiasi bentuk konkret dalam tampilan maya.

Dalam rangkaian kegiatan Pameran "KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan" akan digelar juga kegiatan seminar daring untuk memperdalam kajian mengenai karya-karya Setiawan Sabana yang bertajuk "Bentang Cakrawala Spiritualitas Seni Setiawan Sabana" pada 8 Oktober 2021. Webinar ini akan menghadirkan sejumlah pembicara yakni Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch. (FSRD ITB), Dr. Djuli Djatiprambudi, M.Sn. (FBS UNESA), Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl.Art. (FSRD ITB), dan Dr. Anna Sungkar, M.Sn. (Pasca Sarjana IKJ).

Selain webinar tersebut akan ada banyak seminar daring lainnya yang didukung oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Seni Budaya Indonesia, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Pasundan, Universitas Maranatha, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Trisakti. Lalu ada juga workshop grafis dan drawing yang digelar bekerja sama dengan Garasi Seni 10.

Pewarta : Nanien Yuniar
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024