Mataram (ANTARA) - Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat hingga saat ini belum pernah menerima vaksin Pfizer untuk mencegah infeksi virus SARS-Co-V-2 penyebab timbulnya penyakit COVID-19, seperti kabupaten/kota lainnya di provinsi ini.
"Jenis vaksin yang kami terima selama ini sebagian besar Sinovac. Ada juga Moderna untuk vaksin penguat tenaga medis dan AstraZeneca dari TNI/Polri, sedangkan untuk Pfizer kami belum ada," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.
Meskipun, lanjutnya, pada awal November 2021, Provinsi NTB mendapat tambahan stok vaksin Pfizer sebanyak 10 koli atau setara dengan 7.215 vial, namun tidak ada kuota untuk Kota Mataram.
"Distribusi stok vaksin juga tergantung dari pemerintah provinsi," katanya.
Pernyataan itu disampaikan terkait kesiapan vaksin Pfizer di Kota Mataram sebagai salah satu jenis vaksin penguat bagi calon jemaah umrah, ketika nanti pemerintah resmi membuka pemberangkatan jamaah umrah di tengah pandemi COVID-19.
Dikatakan, untuk pemberian vaksin penguat bagi calon jamaah umrah sejauh ini masih menunggu kebijakan pemerintah. Artinya, ketika pemerintah resmi membuka pemberangkatan umrah, pemerintah pasti juga akan menyiapkan stok vaksin penguat.
Termasuk rencana kegiatan vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun yang akan menggunakan jenis vaksin Pfizer, sejauh ini belum ada tindak lanjut dan informasi secara resmi.
"Jadi untuk saat ini kita fokus melakukan vaksinasi COVID-19 menggunakan jenis vaksin yang tersedia yakni Sinovac. Untuk kebutuhan lain kita serahkan ke pemerintah," katanya.
Usman menambahkan, stok vaksin jenis Sinovac di Dinas Kesehatan saat ini masih ada sekitar 1.300 dosis. Kegiatan vaksinasi terus digencarkan melalui fasilitas kesehatan dengan harapan target 100 persen di akhir November bisa tercapai.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 Provinsi NTB, katanya, per tanggal 16 November 2021 cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Mataram, mencapai 310.107 orang atau 98,26 persen untuk dosis pertama dan 221.083 atau 70.06 persen dosis kedua dari target sasaran 307.300 jiwa.
"Jenis vaksin yang kami terima selama ini sebagian besar Sinovac. Ada juga Moderna untuk vaksin penguat tenaga medis dan AstraZeneca dari TNI/Polri, sedangkan untuk Pfizer kami belum ada," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.
Meskipun, lanjutnya, pada awal November 2021, Provinsi NTB mendapat tambahan stok vaksin Pfizer sebanyak 10 koli atau setara dengan 7.215 vial, namun tidak ada kuota untuk Kota Mataram.
"Distribusi stok vaksin juga tergantung dari pemerintah provinsi," katanya.
Pernyataan itu disampaikan terkait kesiapan vaksin Pfizer di Kota Mataram sebagai salah satu jenis vaksin penguat bagi calon jemaah umrah, ketika nanti pemerintah resmi membuka pemberangkatan jamaah umrah di tengah pandemi COVID-19.
Dikatakan, untuk pemberian vaksin penguat bagi calon jamaah umrah sejauh ini masih menunggu kebijakan pemerintah. Artinya, ketika pemerintah resmi membuka pemberangkatan umrah, pemerintah pasti juga akan menyiapkan stok vaksin penguat.
Termasuk rencana kegiatan vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun yang akan menggunakan jenis vaksin Pfizer, sejauh ini belum ada tindak lanjut dan informasi secara resmi.
"Jadi untuk saat ini kita fokus melakukan vaksinasi COVID-19 menggunakan jenis vaksin yang tersedia yakni Sinovac. Untuk kebutuhan lain kita serahkan ke pemerintah," katanya.
Usman menambahkan, stok vaksin jenis Sinovac di Dinas Kesehatan saat ini masih ada sekitar 1.300 dosis. Kegiatan vaksinasi terus digencarkan melalui fasilitas kesehatan dengan harapan target 100 persen di akhir November bisa tercapai.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 Provinsi NTB, katanya, per tanggal 16 November 2021 cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Mataram, mencapai 310.107 orang atau 98,26 persen untuk dosis pertama dan 221.083 atau 70.06 persen dosis kedua dari target sasaran 307.300 jiwa.